Jumat 08 Feb 2013 09:30 WIB

Serangan Bom di Afghanistan Utara, 4 Tewas

  Petugas polisi Afghanistan lari ke markas polisi lalu lintas Kabul setelah diserang oleh gerilyawan di Kabul,Senin (21/1). (Reuters/Omar Sobhani)
Petugas polisi Afghanistan lari ke markas polisi lalu lintas Kabul setelah diserang oleh gerilyawan di Kabul,Senin (21/1). (Reuters/Omar Sobhani)

REPUBLIKA.CO.ID, MAZAR-I-SHARIF -- Ledakan bom yang dikendalikan dari jarak jauh menghantam sebuah truk pick-up polisi di Afghanistan utara, Kamis (7/2), menewaskan seorang kepala kepolisian daerah dan tiga pengawalnya, kata sejumlah pejabat.

Polisi semakin sering menjadi sasaran serangan Taliban ketika pasukan Afghanistan menerima tanggung jawab lebih besar untuk pengamanan sebelum penarikan pasukan NATO tahun depan.

Serangan itu terjadi ketika rombongan polisi tersebut sedang pergi dari daerah Kishindih di Balkh menuju ibu kota provinsi itu, Mazar-i-Sharif, kata deputi kepala kepolisian provinsi Abdul Razaq Qaderi, seperti dilansir dari  AFP, Jumat (8/2). Tiga orang lain cedera dalam serangan tersebut, kata juru bicara gubernur provinsi Balkh, Farhad Munir.

Pada 26 Januari, serangan bom bunuh diri menewaskan 10 polisi di kota Kunduz, Afghanistan utara. Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Alqaidah, Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Sekitar 130 ribu personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara dikirim ke Afghanistan untuk membantu pemerintah Kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut. Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer.

Presiden Hamid Karzai dan negara-negara Barat pendukungnya telah sepakat bahwa semua pasukan tempur asing akan kembali ke negara mereka pada akhir 2014, namun Barat berjanji memberikan dukungan yang berlanjut setelah masa itu dalam bentuk dana dan pelatihan bagi pasukan keamanan Afghanistan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement