Jumat 08 Feb 2013 10:45 WIB

Soal Nuklir, Iran Ogah Berunding dengan AS

Rep: Hannan Putra/ Red: Citra Listya Rini
Skema serangan AS terhadap lima fasilitas nuklir Iran.
Foto: Cordesman
Skema serangan AS terhadap lima fasilitas nuklir Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Sanksi yang dikeluarkan Amerika Serikat (AS) terhadap Iran semakin hari semakin keterlaluan. Terus ditekan oleh negeri Paman Sam, pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei menegaskan negaranya akan tetap bersikukuh dengan tidak akan melakukan perundingan apa pun dengan pihak AS. 

Belum lama ini, Presiden AS Barack Obama mengajak Khamenei berunding dan bernegosiasi terkait program nuklir Iran yang diklaim kontroversial. Namun, ancaman dan sanksi yang dijatuhkan AS tidak akan mempengaruhi sikap Iran untuk terus melanjutkan program nuklirnya.

"Empat tahun lalu, AS juga menawarkan pembicaraan dengan Iran dan kami terus menunggu upaya yang akan dilakukan. Namun, selama empat tahun terakhir, tidak ada satu pun upaya yang mereka lalukan. Bahkan, mereka terus mendukung aksi terorisme yang membunuh para ahli nuklir Iran," kata Khameni seperti dikutip FARS, Jumat (8/2).

Perundingan dengan Iran memang telah sering ditawarkan AS. Pekan lalu, Wakil Presiden AS, Joe Biden, juga menyatakan AS akan membuka pintu dialog menyangkut program nuklir Iran. Namun, lagi-lagi tawaran tersebut ditolak Khamenei. 

Menurut Khamenei, upaya perundingan dan negosiasi yang ditawarkan AS hanyalah semu belaka. Tawaran tersebut hanya janji-janji manis tanpa pernah ditepati oleh AS sendiri.

"Langkah negosiasi langsung demi tujuan taktik adalah langkah menipu. Saya bukan diplomat, melainkan seorang revolusioner. Tawaran untuk melakukan negosiasi hanya bisa masuk di akal, bila pihak lain menunjukkan iktikad baik," tutur Khamenei.

Sebelumnya, AS menerapkan transaksi baru terhadap Bank Sentral Iran dan institusi finansial milik Iran lainnya agar memangkas pendapatan Iran dari penjualan minyaknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement