REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Pemerintah Palestina meminta Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama ikut memfasilitasi upaya perdamaian dengan pihak-pihak yang sentimen pada Palestina. Obama diharapkan bisa menekan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Setelah empat tahun upaya mediasi, selalu berujung dengan kebijakan-kebijakan yang timpang. "Kita bisa membayarnya dengan harga yang pantas," kata Wakil Perdana Menteri Israel Dan Meridor kepada Israeli Radio, Jumat (8/2).
Pihak Gedung Putih merilis rencana kedatangan Obama ke Israel pekan ini. Dilanjutkan kunjungan ke Palestina pada musim semi mendatang. Beragam spekulasi tentang jalan menuju pembicaraan damai kedua negara bermunculan.
Tepat Rabu (6/2) lalu, Gedung Putih justru menepisnya. Kunjungan kepresidenan kali ini ternyata bertujuan memperbaiki hubungan yang sempat renggang dengan Netanyahu. Bukan berupa perbincangan diplomatik. Baik Obama maupun Netanyahu siap membuka lembaran baru.
"Kita percaya kedatangan Obama bertujuan baik demi kesuksesannya. Namun, seharusnya dia menyadari alasan kegagalan hubungannya saat pertemuan perdana lalu. Kemudian berusaha menghindari dan menekan Israel," cetus negoisator senior Palestina Mohammed Ishtayeh.