REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Sedikitnya 103 warga sipil dan 14 prajurit hilang, dikhawatirkan tewas, setelah sekelompok orang yang tak dikenal menyerang satu desa di satu negara bagian perbatasan Sudan Selatan, demikian laporan Sudan Tribune di jejaringnya, Ahad (10/2).
Harian itu mengutip saksi mata yang mengatakan serangan tersebut terjadi pada Jumat di Negara Bagian Jonglei, Sudan Selatan, di perbatasan dengan Sudan.
Namun Gubernur Negara Bagian itu Kuol Manyang mengatakan hanya 14 orang --termasuk delapan prajurit-- cedera sementara keberadaan ratusan anak masih belum diketahui saat desa di Kabupaten Akobo tersebut diserang.
Manyang mengatakan serangan itu berlangsung ketika seluruh warga desa berada dalam perjalanan untuk melewati musim kering di sepanjang Sungai Sobat.
Ia menggambarkan peristiwa tersebut sebagai serangan paling sengit di daerah itu sejak Maret lalu, demikian laporan Xinhua. Tapi Manyang mengatakan upaya pertolongan sedang dilakukan dan jumlah pasti korban jiwa akan diketahui.
"Saya baru saja menerima kabar tentang dari komisaris (Akobo) bahwa ratusan orang hilang dan banyak orang lagi tewas oleh sekelompok orang campuran (gerilyawan) Yau Yau dan pemuda dari suku Murle," kata Manyang.
Gubernur tersebut mengatakan orang yang melancarkan serangan itu juga menyerang ternak serta dilaporkan bergerak menuju Kabupaten Pibor.
Ia mendesak warga setempat untuk tetap tenang, dan mengatakan militer sedang berusaha melacak para penyerang tersebut. Namun, Manyang menyampaikan kekhawatiran bahwa semak belukar tebal ditambah dengan jarak yang jauh dapat menghambat upaya tentara untuk memburu para penyerang.