Selasa 12 Feb 2013 15:28 WIB

Dua Tahun Mubarak Mundur, Mesir Memanas

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dewi Mardiani
Situasi bentrokan yang terjadi di Mesir
Foto: Reuters
Situasi bentrokan yang terjadi di Mesir

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir kembali rusuh saat peringatan dua tahun mundurnya mantan presiden Mesir Hosni Mubarak, Senin (11/2). Banyak warga Mesir merasa kecewa dan menuntut perubahan.

Mesir dilanda protes dan demonstrasi. Banyak yang menuduh presiden Mesir Muhammad Mursi dan gerakan Ikhwanul Muslimin (IM) mencoba untuk memonopoli kekuasaan, mengabaikan tuntutan kelompok sekuler dan liberal yang menjadi dalang protes dan demonstrasi.

Oposisi pemerintah Mesir berbaris ke alun-alun Tahrir. Sedangkan lainnya berkumpul ke istana presiden. Ratusan orang juga berbaris di jalan-jalan Kota Alexandria.

Para pengunjuk rasa juga marah atas sikap aparat keamanan, dan mengeklaim hanya sedikit yang berubah sejak era Mubarak. Bagi para warga, selama dua tahun sejak jatuhnya Mubarak hanya meningkatkan frustrasi, perekonomian yang memburuk, perseteruan politik antara oposisi sekuler dan Islam yang sangat terorganisir, dan kemajuan yang terhambat.

’’Tentu saja saya merasa kecewa. Setiap hari (Mesir) itu semakin parah,’’ kata mahasiswa Mesir Ahmed Mohamed (20 tahun) yang memprotes di luar istana presiden. Menurut Mohamed, perekonomian bahkan lebih buruk dan semua lembaga pemerintah bobrok, tapi Mursi tidak mengakuinya.

Seorang ibu rumah tangga Doaa Mustafa (33) mengatakan, dia bersedia untuk tinggal di jalan sampai Mursi mundur, seperti yang Mubarak lakukan. ’’Kami di sini supaya Mursi mundur. Dia seburuk Mubarak,’’ ucap Mustafa.

Para pengunjuk rasa juga menuntut perubahan konstitusi baru negara piramida itu. Beberapa pengunjuk rasa juga menuntut kabinet pemerintahan yang baru. Mereka menuduh pemerintah saat ini tidak efektif dan gagal untuk mengekang pelanggaran polisi atau reformasi lembaga ekonomi.

Saat pasukan berusaha untuk membubarkan kerumunan kecil demonstran, mereka melemparkan batu dan ada yang berteriak ‘orang-orang ingin menjatuhkan rezim’ dan lainnya melemparkan batu. Di dinding istana ditulis grafiti berbunyi ‘tinggalkan’.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement