REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Amerika Serikat (AS) mendesak pengunjuk rasa dan pasukan keamanan untuk menahan diri dan memperbarui ajakan untuk dialog.
’’Kami terus mendukung dialog yang luas antara para pemimpin Mesir dan pemangku kepentingan politik yang bekerja melalui berbagai isu yang menjadi perhatian. Harus ada konsensus nasional yang kuat di Mesir tentang masa depan,’’ kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland, Senin (11/2).
Nuland mengaku, AS ingin melihat perdamaian di Mesir. Karena itulah, desakan itu disampaikan agar bentrokan yang terjadi antara masyarakat dan militer mesir dapat dihentikan.
Sebelumnya, Mesir telah dilanda gejolak politik sejak penggulingan Mubarak, yaitu demonstrasi dan protes yang meluas. Demonstrasi ratusan orang juga terjadi di luar kantor kepala jaksa Mesir. Mereka menuntut keadilan untuk demonstran yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan setelah Mursi menjabat sebagai presiden.
Sebelumnya, Mesir telah dilanda gejolak politik sejak penggulingan Mubarak, yaitu demonstrasi dan protes yang meluas. Pria bertopeng sempat memblokir kereta di stasiun kereta bawah tanah Kairo dan puluhan pengunjuk rasa lainnya memblokir lalu lintas dengan membakar ban di jembatan utama di Kairo.
Demonstrasi ratusan orang juga terjadi di luar kantor kepala jaksa Mesir. Mereka menuntut keadilan untuk demonstran yang tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan setelah Mursi menjabat sebagai presiden musim panas lalu.
Para pengunjuk rasa juga melemparkan kantong plastik yang diisi dengan cairan merah di kantor kejaksaan sebagai simbol mengingat pertumpahan darah warga sipil ketika bentrokan dengan pasukan keamanan.
Mursi memenangkan pemilu bebas pertama pada bulan Juni 2012. Dia dan gerakan Ikhwanul Muslimin (IM) menjadi kelompok politik yang paling kuat di Mesir pasca-Mubarak. Kini mereka menghadapi protes dan demonstrasi.
Mursi dan pendukungnya telah berulang kali menolak tuduhan oposisi, dan menuduh oposisi serta pendukung Mubarak mencoba untuk menggulingkan presiden yang terpilih secara demokratis.