REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pemerintah Otoritas Israel memberikan persetujuan akhir untuk pembangunan 90 permukiman Yahudi di Tepi Barat. Keputusan itu mematik persolan baru dengan Pemerintah Amerika Serikat, jelang kunjungan Presiden Barack Obama ke Tepi Barat.
Sembilan puluh rumah itu akan dibangun di Beit El, permukiman utama kaum Yahudi di utara Yerusalem. "Rumah-rumah itu akan menjadi rumah karyawan pendidikan," kata Kementerian Pertahanan, seperti disadur dari Reuters, Selasa (12/2).
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu berjanji 300 rumah baru akan berdiri di Beit El. Wilayah itu adalah tempat 30 keluarga diusir pada Juni lalu sesudah Mahkamah Agung menyatakan mereka tinggal secara tidak sah di tanah Palestina.
Israel mendapat kecaman dunia, termasuk sekutu utamanya, Amerika Serikat, atas kebijakan pembangunannya di Tepi Barat, yang dicaploknya dalam perang 1967. Daerah itu adalah yang diperjuangkan rakyat Palestina.
Perluasan permukiman menjadi ganjalan dalam hubungan Netanyahu dengan Obama. Israel menduga kedatangan Obama ke Negeri Zionis tersebut, lantaran tidak tercapainya perundingan damai antara Palestina dengan Israel.