Rabu 13 Feb 2013 03:44 WIB

Ekonomi Afrika Tumbuh, Warga Miskin Belum Terbantu

Seorang wanita muda, penjual sayur-mayur di pasar lokal, kawasan Afrika Utara
Foto: REUTERS
Seorang wanita muda, penjual sayur-mayur di pasar lokal, kawasan Afrika Utara

REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG--Seorang pejabat utama di Bank Pembangunan Afrika, Selasa 912/2), mengakui pertumbuhan sangat tinggi di benua itu belum mengubah kehidupan normal warga Afrika. "Pertumbuhan kami benar-benar belum transformatif," kata Ebrima Faal, Direktur Bank Pembangunan Afrika untuk Afrika Selatan.

"Saya pikir kita telah melihat banyak pertumbuhan, namun pertumbuhan seolah-olah belum merembes ke masyarakat umum untuk mendapatkan keuntungan."

Dengan tingkat pertumbuhan yang disebut telah menyaingi Asia plus potensi besar yang belum dimanfaatkan, Afrika selama puluhan tahun memiliki reputasi sebagai tempat yang berisiko untuk bisnis.

Dana Moneter Internasional (IMF) pada Oktober memprediksi perekonomian kawasan itu akan tumbuh sebesar 5,7 persen pada 2013. Pertumbuhan sangat kuat diperkirakan di Ghana, Pantai Gading, Nigeria, Angola dan Gabon.

Meski sebuah perkumpulan komentator menyebut mantra kenaikan Afrika, sebagian besar tingkat pertumbuhan tercepat terlihat di negara-negara kaya sumber daya, di mana kekayaan masih terpusat di segelintir golongan..

Faal mengatakan masih banyak yang harus dilakukan untuk mengembangkan perekonomian kawasan jika pertumbuhan bekerja untuk semua orang.

"Anda harus benar-benar mengembangkan keterampilan, kita harus memiliki hak teknologi dan barangkali memungkinkan gerakan keterampilan di benua itu," ujarnya. "Saya pikir saat ini ada sangat sedikit perdagangan di Afrika," imbuhnya.

"Untuk beberapa hal, kami telah melihat beberapa perbaikan selama lima tahun terakhir, tetapi masih banyak yang harus dilakukan untuk menghasilkan perdagangan di benua Afrika." Faal juga berharap bahwa kemitraan dengan kekuatan ekonomi baru seperti Brazil, Rusia, India dan China bisa membantu meningkatkan kapasitas.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement