Rabu 13 Feb 2013 05:51 WIB

Bank Sentral Eropa: Rumor Perang Mata Uang Berlebihan

Mata uang Cina, yuan
Foto: xinhua.net
Mata uang Cina, yuan

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID--Kepala Bank Sentral Eropa (ECB) Mario Draghi pada Selasa (12/2) mengatakan

Pembicaran tentang "perang mata uang" antara ekonomi-ekonomi besar adalah "hal berlebihan", setelah kelompok negara maju G7 memperingatkan volatilitas valuta asing. Pendapat itu dilontarkan Kepala Bank Sentral Eropa (ECB), Mario Daghi, Selasa (12/2).

"Saya pikir 'perang mata uang' adalah hal berlebihan. Kami tidak menyaksikan apa pun seperti itu," kata Draghi dalam konferensi pers di Madrid setelah pertemuan dengan anggota parlemen Spanyol.

Kelompok Tujuh negara industri terkemuka mengatakan pada Selasa bahwa "volatilitas berlebihan" di pasar valuta merusak stabilitas. Pernyataan itu disampaikan oleh presiden G7 saat berada di Inggris.

Pelonggaran moneter Jepang baru-baru ini telah memicu kekhawatiran, terutama di Eropa, bahwa terjadi sebuah "perang mata uang" antara ekonomi utama saat para pembuat kebijakan berusaha untuk mendevaluasi mata uang mereka guna membuat ekspor mereka lebih kompetitif.

"Anda dapat melihat dari pernyataan tidak ada deklarasi perang mata uang," Draghi mengatakan. Ia mengacu pada deklarasi G7.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement