REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kepala Komisi Kebajikan dan Pencegahan Maksiat Arab Saudi (CPVPV), Sheikh Abdullatif al-Sheikh, menyangkal akan menutup toko yang menjual bunga saat Hari Valentine.
"Itu bukan tugas utama kami, tapi pihak lain. Kami menolak apapun yang melanggar Alquran, Sunnah Rasul, dan peraturan negara," ujarnya kepada harian Al-Jazirah Sheikh, seperti dikutip dari Alarabiya, Selasa (12/2).
Ia menambahkan, pihaknya mengatasi masalah per kasus. Jika terdapat pelanggaran, lembaganya berperan sebagai penghubung dengan pihak yang berkepentingan di pemerintahan.
Pernyataan Sheikh tersebut menyusul tersebarnya laporan yang menyebutkan rencana komisi menutup semua toko yang menjual bunga saat perayaan Valentine. Sebelumnya, komisi pernah melarang penjualan mawar merah saat Valentine.
Pada 2008, CPVPV memerintahkan penjual bunga dan pemilik toko hadiah di ibu kota Riyadh untuk tidak menunjukkan benda apapun berwarna merah, termasuk mawar, kertas kado dan boneka Teddy Bear. Pada 2009, para pemilik toko menjual mawar merah dan hadiah secara sembunyi-sembunyi untuk menghindari penutupan.
Sedangkan, non-muslim diizinkan merayakan Valentine di dalam rumah. Kebanyakan warga ekspatriat tinggal di komunitas tersendiri di luar kewenangan polisi syariah.