REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Obama menyatakan pemerintahannya akan fokus pada ekonomi Amerika Serikat (AS). Termasuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi kelas menengah, mengatur kepemilikan senjata dan membuat aturan imigrasi.
Fokus pemerintahan Obama tersebut disampaikan dalam pidato kenegaraan pada Selasa (12/2) malam waktu setempat. Ia pun berjanji mengurangi tingkat pengangguran yang saat ini mencapai 7,9 persen.
"Ini adalah tugas kami yang belum selesai, bahwa pemerintah bekerja atas nama banyak orang, bukan hanya sedikit," ungkap dia.
Sejumlah usulan Obama diprediksi sulit mendapat persetujuan Kongres. Dia mengusulkan kenaikan upah minimum bagi pekerja AS dari 7,25 dolar As menjadi sembilan dolar AS per jam. Partai Republik biasanya menentang kenaikan upah minimum yang menimbulkan kekhawatiran banyak perusahaan memecat karyawan.
Selain itu, Obama mengusulkan program sebesar 50 miliar dolar AS untuk pembangunan proyek infrastruktur. Seperti memperbaiki jembatan tua. Namun, banyak anggota Partai Republik yang menentang ide itu karena stimulus tahap satu sebesar 787 miliar dolar belum menurunkan tingkat pengangguran secara signifikan.
"Ekonomi kita telah menambah lapangan pekerjaan, tapi banyak orang yang tidak mendapat pekerjaan tetap. Laba perusahaan meroket, tapi lebih dari satu dekade, upah dan pendapatan nyaris tidak beranjak," terang Obama.
Ia juga mendesak Kongres untuk menyetujui usulannya mengatur senjata lebih ketat. Menurutnya, perlu ada pemeriksaan latar belakang pembeli senjata dan larangan senjata serbu dengan kapasitas amunisi yang tinggi.
Isu lain yang diangkat Obama adalah imigrasi. Obama mendesak anggota parlemen menyetujui amandemen undang-undang imigrasi. Amandemen itu untuk menyutujui kewarganegaraan bagi 11 juta imigran ilegal.