REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah Kota Beijing hari ini mengimbau warganya untuk mengurangi kegiatan pesta kembang api dalam menyambut Tahun Baru Cina.
Imbauan dikeluarkan karena kadar polusi udara di wilayah itu mengalami peningkatan akibat sisa pembakaran kembang api di udara.
Berdasarkan alat pantau tingkat polusi udara pada Rabu siang, jumlah kadar polutan yang sangat membahayakan yakni PM2,5 mencapai 200 hingga 250 mikrogram per meter kubik udara.
"Kadar itu diperkirakan masih akan meningkat," demikian pernyataan Pusat Pengawasan Perlindungan Lingkungan Beijing.
Selama perayaan Tahun Baru China, petasan dan kembang api merupakan bagian yang terpisahkan. Sehari sebelum perayaan tahun baru petasan dan kembang api telah dinyalakan oleh setiap warga dilingkungan masing-masing, hingga hari ini.
Khusus di Beijing, terdapat sekitar 750 ribu kios kembang api selama perayaan Tahun Baru Ciina. Kembang api dan petasan yang dijual beragam bentuk dan ukurannya, bahkan ada yang seukuran kaleng biskuit besar.
Wajar, selain polusi suara karena dinyalakan serentak, bersahut-sahutan terutama hari pertama Tahun Baru Cina, petasan dan kembang api juga menyumbang kadar polusi udara di Beijing, yang sudah sangat tinggi akibat pembangunan ekonomi yang pesat menggunakan sumber energi fosil.