Rabu 13 Feb 2013 20:29 WIB

Rusia Tetap Lanjutkan Suplai Senjata ke Suriah

Rusia dan Cina menjadi pendukung bagi pemerintahan Bashar al Assad, Suriah. (ilustrasi)
Rusia dan Cina menjadi pendukung bagi pemerintahan Bashar al Assad, Suriah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia melanjutkan pengiriman senjata ke Suriah dan akan terus melakukannya meskipun sedang terjadi perang saudara di negara Timur Tengah itu. Rusia adalah pemasok senjata utama bagi Suriah dan telah lama menjadi sekutu Presiden Bashar Al Assad.

"Kami terus melakukan kewajiban kami sesuai kontrak dalam klausul pengiriman perangkat militer," kata Kepala Perusahaan Eksportir Rosoboronexport, Anatoly Isaikin, dalam keterangan persnya di Moskow, Rusia, Rabu (13/2).

Dia mengatakan senjata yang dikirimkan berupa sistem pertahanan udara anti-peluru kendali. Tapi dia menambahkan bahwa perusahaannya tidak memasok peralatan tempur untuk pesawat ataupun helikopter.

Karena menurut Isaikin, perusahaannya tidak ingin menentang hukum internasional atau resolusi Dewan Keamanan PBB. Moskow telah menolak tiga resolusi DK PBB yang ditujukan untuk menekan Presiden Bashar.

Rusia tidak sendiri dalam menolak resolusi itu karena China juga mendukung keputusan negara tetangganya itu. Mereka beranggapan resolusi itu dibuat secara sepihak saja untuk menekan Presiden Bashar.

Namun Dewan Nasional Suriah (SNC) sebagai wadah bagi oposisi Suriah menganggap Moskow dan Beijing melakukan kesalahan. Dua negara pemegang hak veto tetap PBB itu dituduh mengesahkan pembunuhan tentara pemerintah terhadap rakyatnya.

sumber : Antara/ Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement