REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Iran telah menyepakati beberapa hal dengan badan energi atom PBB. Media Iran bahkan melaporkan keduanya sepakat bertemu lagi untuk menegosiasikan perbedaan yang masih tersisa pada masa mendatang.
Reuters menafsirkan laporan tersebut mengindikasikan gagalnya Iran dan International Atomic Energy Agency (IAEA) mencapai kesepakatan yang telah lama dinantikan oleh dunia internasional.
Sebelumnya, IAEA berharap dapat membujuk Iran mengizinkan untuk kembali melakukan pemeriksaan terhadap program nuklir Tehran. Ini setelah Amerika Serikat mencurigainya sebagai upaya pengembangan persenjataan nuklir.
Kepada media Iran, Duta Besar Iran untuk IAEA Ali Asghar Soltanieh mengatakan, kemajuan negosiasi telah tercapai dalam pertemuan di Tehran. Soltanieh tidak mengungkapkan lebih lanjut kemajuan yang dia maksud.
Sampai saat ini IAEA belum memberikan komentar terhadap pernyataan Soltanieh.
"Selain berhasil menjembatani beberapa perbedaan dan menyepakati beberapa hal, kedua belah pihak telah memutuskan untuk mempertimbangkan dan membicarakan soal rencana baru yang diusulkan dalam pertemuan di Tehran," kata Soltanieh sebagaimana dikutip dari Kantor Berita Fars.
Stasiun televisi milik Iran, Press mengutip Soltanieh yang mengatakan, perbedaan yang masih tersisa akan dibicarakan dalam pertemuan Iran-IAEA selanjutnya. Press TV tidak mengungkapkan waktu yang spesifik untuk rencana pertemuan kedua tersebut.
Sementara itu, Reuters mengutip seorang diplomat negara Barat yang tidak disebutkan namanya. Ia tidak berhatap pertemuan antara IAEA dan Iran dapat menghasilkan sesuatu yang nyata.
Di sisi lain Republik Islam Iran menolak tuduhan Barat yang mencurigai program energi nuklir ditujukan untuk memproduksi bom atom. Iran menyatakan bahwa pengayaan uranium yang dilakukan hanya bertujuan untuk memasok energi bagi masyarakat sipil.