Kamis 14 Feb 2013 10:03 WIB

Tren Gratifikasi Seks Negeri Singa (2)

Rep: Siwi Tri Puji/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Kepala Pertahanan Sipil Singapura (SCDF), Peter Lim
Foto: STRAITS TIMES
Kepala Pertahanan Sipil Singapura (SCDF), Peter Lim

REPUBLIKA.CO.ID, Belum selesai publik Singpura terhenyak dengan kasus Ng, muncul kasus lain yang juga melibatkan pejabat pemerintah. Kasus upeti 'esek-esek' ini menimpa Pimpinan Pertahanan Sipil Singapura, Peter Lim.

Dia mengaku menikmati gratifikasi tak lazim itu sebanyak dua kali di rumahnya. Pemberi gratifikasi, adalah rekanan yang mengincar tender di instansi yang dipimpinnya.

Dengan dua perusahaan IT, si rekanan  menyewa wanita lain untuk menservis pejabat. Sedangkan servis bagi Lim diberikan sendiri oleh direktur perusahaan itu, NCS, Esther Goh Tok Mui.

Mengapa servis diberikan di rumahnya? Penelusuran wartawan Straits Times menemukan fakta menarik: tak seperti apartemen  lainnya, kondominium mewah tempat Lim tinggal sangat istimewa karena mempunyai lift khusus dari  tempat parkir di basement dan lantai satu.

Namun penyelidikan lanjutan menemukan fakta lain: Lim tak hanya dilayani satu wanita, tapi tiga wanita yang berbeda sekaligus.

Antara Mei 2010 hingga November 2011, ia secara aktif menikmati upeti seksual dari wanita yang berbeda pada waktu yang berbeda, mulai dari di tempat parkir yang terpencil, di sebuah apartemen, dan bahkan hingga saat pesiar ke Prancis.

Bagi Singapura, kasus ini jelas merupakan tamparan. Saat negara ini dipuji-puji karena pemerintahannya yang paling "bersih" di antara para jirannya di ASEAN, kasus ini menyeruak.

Hen You Qian, juru bicara dari Komisi Anti-Korupsi Singapura, MinCRAP menegaskan bahwa mendapatkan gratifikasi seksual adalah bukti paling kentara bahwa pegawai negeri, yang selama ini tak kebal diiming-imingi uang, mudah takluk pada iming-iming yang lain: seks.

Menurutnya, dalam 50 tahun usia Singapura, baru kali ini gratifikasi seks terjadi. “Ini sungguh merupakan peringatan bagi kita semua,” ujarnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement