Kamis 14 Feb 2013 11:00 WIB

Polisi Kanada Perkosa Wanita Aborigin

Rep: Nur Aini/ Red: Heri Ruslan
Ilustrasi pemerkosaan
Foto: www.jeruknipis.com
Ilustrasi pemerkosaan

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Lembaga pengawas Hak Asasi Manusia (HAM) menuduh polisi federal Kanada mengintimadasi dan memerkosa wanita dan gadis aborigin di Provinsi British Colombia.

Dalam laporan yang diterbitkan lembaga tersebut, sejumlah wanita dan anak perempuan dalam masyarakat adat merasa ketakutan dengan polisi.

"Ancaman kekerasan di satu sisi dan penganiayaan oleh Royal Canadian Mounted Police di sisi yang lain telah membuat perempuan aborigin tidak aman, " ungkap laporan tersebut setelah dikutip PressTV, Kamis (14/2).

Dalam laporan itu tercatat sejumlah kasus perkosaan dan pelecehan seksual yang dilakukan polisi. "Lima dari 10 kota yang dikunjungi lembaga HAM, kami mendengar pengakuan perkosaan dan pelecehan seksual yang dilakukan anggota polisi, " tulis laporan itu.

Laporan tersebut merupakan hasil dari penyelidikan setelah terjadi insiden hilangnya 18 wanita dalam beberapa dekade terakhir di jalan raya di pusat British Columbia. Dua peneliti, dari Kanada dan Amerika Serikat, menghabiskan lima minggu di utara provinsi.

Mereka mewawancarai 42 perempuan dan delapan anak perempuan di 10 komunitas di sepanjang jalan raya yang menghubungkan Prince George dan Prince Rupert.

Para peneliti mencatat semua korban merasa takut adanya kemungkinan pembalasan dalam komunitas mereka. Karena itu, mereka meminta identitas dilindungi. Laporan tersebut menyerukan kepada pemerintah federal untuk memulai penyelidikan nasional dalam pembunuhan dan penghilangan warga  pribumi setempat.

Kepolisian RCMP mengatakan tuduhan tersebut sangat serius. Namun, mereka mengaku tidak menemukan metode untuk penyelidikan dimana korbannya tidak diketahui. Masyarakat pribumi di Kanada mengeluhkan kesenjangan sosial dan ekonomi. Penduduk asli yang berjumlah 1,2 juta orang hidup dalam kondisi miskin, air minum minim, perumahan yang tidak memadai, dan tingkat bunuh diri tinggi.

Dalam sebuah laporan yang dirilis 19 Desember 2012, Amnesty Internasional menyerukan Kanada menangani pelanggaran HAM di negara tersebut khususnya terhadap hak masyarakat pribumi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement