REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Para otoritas keagamaan Islam Sunni termasuk lembaga Al-Azhar berharap pengganti Paus Benediktus XVI akan menjalin hubungan yang lebih baik antara Muslim dan Kristen.
Dikutip dari BBC, Kamis (14/2), Al Azhar di Kairo mengungkapkan, hubungan berdasarkan saling menghormati dan pengertian agar dapat dibangun kembali. Pernyataan tersebut merupakan respon pertama Al Azhar terhadap pengumuman Paus yang mengundurkan diri pada Senin (11/2) kemarin.
Hubungan antara Vatikan dan dunia Muslim memang memanas dalam beberapa tahun terakhir pascapernyataan Paus. Paus memiliki konflik dengan Al Azhar, yang berulang kali menuding islam negatif.
Hubungan dua pihak ini memburuk pada 2006 lalu saat sambutan Paus Benediktus mengutip seorang kaisar Bizantium abad ke-14 yang menyiratkan Islam adalah agama kekerasan.
Paus Benediktus telah berulang kali mengatakan kata-kata itu tidak mencerminkan pandangan pribadinya, tapi tidak menyampaikan permintaan maaf kepada umat Islam.
Pada Januari 2011, Al Azhar menghentikan dialog tradisional dengan Vatikan tanpa batas waktu. Al Azhar memprotes pernyataan Paus yang repetitif dan negatif tentang Muslim.
Al Azhar menuduh Benediktus berulang kali mengklaim orang Kristen di Timur Tengah, khususnya di Mesir, diperlakukan diskriminasi, dan tertindas.
Pernyataan Paus terhadap umat Kristen di Timur Tengah diucapkan setelah pemboman malam Tahun Baru mematikan di dalam gereja Al Qiddissin di pesisir Kota Iskandariyah, Mesir tiga tahun lalu.
Setidaknya 21 tewas, dan 70 terluka dalam serangan itu. Padahal pihak berwenang menuturkan pemboman itu merupakan ulah seorang pembom bunuh diri.
Mesir memiliki penduduk yang memeluk kepercayaan Kristen terbesar di dunia Arab. Tokoh gereja Kristen mengatakan, jumlahnya terdiri dari sekitar 10 persen dari populasi Mesir yaitu 83 juta orang.
Kristen koptik Mesir yang mengklaim diskriminasi dan penindasan langsung saat era mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak. Sejak penggulingan Mubarak pada Januari 2011, pemimpin kristen menyatakan keprihatinan tentang keuntungan politik yang dibuat Islam.
Al Azhar didirikan pada 1971 sebagai masjid dan kemudian berkembang menjadi universitas. Selama ratusan tahun, lembaga ini telah menarik jutaan mahasiswa Muslim dan sarjana dari seluruh dunia.