REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad mendesak para donor Asia Timur untuk berbagi kekayaan dan pengetahuan mereka untuk upaya pembangunan bangsa di wilayah bermasalah itu.
Fayyad mengeluh bahwa pendudukan Israel dan kebijakan garis keras terhadap rakyat Palestina telah menghambat pengembangan proses politik berkelanjutan selain lembaga-lembaga sosial dan ekonomi.
Dia meminta negara-negara Asia Timur untuk membantu dalam berbagai bidang agar berbagi manfaat dari kekayaan pengalaman dan keahlian yang negara Anda telah kumpulkan selama bertahun-tahun pembangunan.
"Kami menemukan pengalaman Anda di Asia Timur yang sangat inspiratif. Sejumlah keunggulan dan pembangunan Anda telah memindahkan dari keadaan ketergantungan pada bantuan, dimana kita berada hari ini, untuk menjadi kekuatan di bidang ekonomi," kata Fayyad di Tokyo, Kamis (14/2).
Konferensi Kerja sama antarnegara Asia Timur untuk Pembangunan Palestina (CEPAD) sedang diselenggarakan bersama oleh Jepang dan Otoritas Palestina. Ini adalah pertama kalinya negara-negara Asia Timur berkumpul untuk mendukung Palestina, dalam upaya meningkatkan efisiensi program bantuan pembangunan bagi wilayah bermasalah itu.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh para menteri dan pejabat senior dari Brunei, Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Korea Selatan, Vietnam, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Bank Dunia, Badan Bantuan dan Pekerja PBB (UNRWA), Bank Pembangunan Islam dan Liga Arab.
Jepang, donor terbesar ketiga bagi warga Palestina setelah Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, ingin menyatukan negara-negara sesama Asia dan organisasi-organisasi utama global untuk meningkatkan kehadiran diplomatik dan ekonomi Asia Timur di Timur Tengah.