Jumat 15 Feb 2013 14:40 WIB

Benarkah Calon Kepala CIA Seorang Muslim?

Rep: Agung Sasongko/ Red: Mansyur Faqih
Markas besar badan intelijen pusat AS (CIA) di Langley, Virginia dekat kota Washington
Foto: AP
Markas besar badan intelijen pusat AS (CIA) di Langley, Virginia dekat kota Washington

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Memasuki periode kedua sebagai presiden AS, Barrack Obama akan memilih kepala Badan Intelijen Pusat (CIA) yang baru. Satu kandidat itu adalah John Brennan.

Pencalonan itu pun menjadi kontroversi. Persoalannya tidak hanya karena catatan buruk yang bersangkutan. Tetapi juga soal identitas agama. John dikabarkan telah menjadi Muslim. Kabar itu diungkapkan oleh mantan agen CIA, John Guandolo kepada radio AS, Trento.

Menurut Guandolo, Brennan memeluk Islam setelah bertugas di Arab Saudi. Saat itu, penasihat kontraterorisme Gedung Putih ini, menganggumi ibadah haji. 

Ia memang tidak bisa secara langsung mengikuti ritual itu lantaran statusnya yang non-Muslim. "Fakta-fakta itu telah dikonfirmasi oleh pejabat AS dan Arab Saudi. Mereka saksi bagaimana Brennan memeluk Islam," kata Guandolo.

Direktur Komunikasi, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), Ibrahim Hooper mengatakan tidak tahu menahu soal itu. "Anda harus melihat sumber," kata dia seperti dikutip onislam.net, Jumat (15/2).

Menurut Hooper, masalah yang terpenting untuk diketahui adalah komunitas Muslim menentang pencalonan Brennan sebagai calon kepala CIA. Alasannya, Brennan merupakan pihak yang mendorong pelaksanaan intrograsi dengan teknik penyiksaan agresif. 

Ia juga mendukung operasi pesawat tanpa awak di Pakistan. "Itulah yang kami kenal tentang dia," kata Hooper.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement