Jumat 15 Feb 2013 14:41 WIB

Rezim Zionis Israel Kian Gencar Lobi AS, Ada Apa?

Bendera Israel. Ilustrasi
Foto: Antara
Bendera Israel. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  Rezim Zionis Israel tengah berusaha meningkatkan hubungan dan lobinya dengan Amerika Serikat (AS). Hal ini ditandai dengan lawatan Menteri Peperangan Israel, Ehud Barak ke Washingon.

Departemen Peperangan Israel dalam sebuah statemennya menyatakan, Barak hari Senin lalu bertolak ke Amerika dan bertemu dengan petinggi Gedung Putih untuk membicarakan sejumlah isu.

Seperti dikutip dari laman Irib, ini merupakan lawatan kedua Barak ke Amerika dalam satu bulan lalu. Di sisi lain, ketua staf militer Israel sekitar 10 hari sebelumnya juga melawat Amerika serta bertemu dengan petinggi militer negara ini.

Kunjungan Barak ke Amerika dilakukan di saat sebuah delegasi politik Tel Aviv dengan di pimpin oleh Yitzhak Molcho, penasihat politik Benyamin Netanyahu, PM Israel tengah berada di Amerika serta sibuk mengadakan lobi di negara adidaya ini.

Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama pun memiliki agenda kunjungan ke Israel akhir bulan ini. Eskalasi lobi dan kunjungan petinggi Amerika ke Israel serta sebaliknya menunjukkan babak baru pergerakan Washington dan Tel Aviv untuk menggalang koordinasi lebih besar guna menebar konspirasi di tingkat internasional.

Menurut laman Irib, Pemerintah Amerika senantiasa mendukung Israel dan membela sepenuhnya aksi penjajahan serta kejahatan rezim ilegal ini di kawasan. Washington pun memberi bantuan besar di bidang politik, diplomasi, militer dan ekonomi kepada Tel Aviv.

Dukungan luas Amerika terhadap Israel memainkan peran signifikan dalam kebijakan arogan dan haus perang rezim ini. Tak hanya itu, Israel pun dengan aman melakukan berbagai kejahatan terhadap bangsa kawasan dan mendorong rezim ini berani melakukan tindakan sepihak merusak stabilitas negara lain.

Di sisi lain, sebagian petinggi AS dan Israel terlibat friksi terkait mekanisme menindaklanjuti kebijakan haus perang rezim ini. Petinggi Amerika memberi arahan kepada petinggi Tel Aviv menerapkan kebijakan haus perangnya dengan cara sehalus mungkin sehingga reaksi opini publik sangat kecil ditujukan kepada rezim ini. Hal kebijakan Israel ini membuat rezim ilegal tersebut kian terkucil di kancah regional dan internasional.

Menurut Irib, sejumlah langkah sepihak Israel bukan hanya berdampak serius bagi rezim ini, bahkan AS sebagai pendukung Tel Aviv pun terkena imbasnya. Oleh karena itu, pengamat politik menilai lawatan Obama ke Palestina pendudukan sebagai kelanjutan wejangan dan arahan dia kepada Israel terkait tindakan brutal petinggi Tel Aviv di kawasan.

Baru-baru ini beredar berita yang menunjukkan ancaman dan statemen keras Israel terhadap Republik Islam Iran. Sikap Tel Aviv tersebut menuai reaksi keras dari Teheran. Petinggi Amerika sendiri menyadari sepenuhnya bahwa setiap sikap tak pantas dan intervensif Tel Aviv dan Washington terhadap Teheran pasti akan menuai sikap tegas dari Iran.

Dan secara praktis baik Israel dan Amerika akan terjebak ke dalam kesulitan besar di mana mereka akan sulit untuk keluar dari lubang yang mereka gali sendiri. Ini merupakan kemungkinan pahit yang bakal disampaikan kepada petinggi Israel dalam lawatan Obama ke Palestina pendudukan.

Sementara itu sebelum lawatan Obama, Rose Gottemoeller, utusan khusus Presiden Amerika untuk berdialog dengan petinggi Rezim Zionis Israel terkait Republik Islam Iran melawat Tel Aviv. Menurut laporan Mehr News mengutip Reuters, Rose Gottemoeller, deputi menlu Amerika bidang kontrok senjata dan keamanan internasional terpilih sebagai utusan khusus Presiden Barack Obama untuk berunding dengan petinggi Rezim Zionis Israel.

Agenda utama perundingan Gottemoeller Selasa (12/2) seputar Republik Islam Iran. Menurut Reuters, Gottemoeller Selasa menyampaikan pidato di Universitas Tel Aviv, namun wartawan tidak memperoleh izin untuk mempublikasikan isu pidato utusan Obama tersebut.

Selain isu Iran, Gottemoeller dalam pertemuannya dengan petinggi Israel sebelum lawatan Obama ke Tel Aviv juga membahas isu bumi pendudukan. Lawatan ini terjadi di saat Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu sebelumnya melontarkan tudingan usangnya terkait Republik Islam Iran.

Mengingat bulan depan Republik Islam Iran dan Kelompok 5+1 akan berunding di Kazakhstan maka pertemuan petinggi Amerika dan Israel yang membahas isu Teheran menjadi sangat penting untuk dicermati. Kedutaan Besar Amerika di Israel hingga saat ini belum menunjukkan reaksi terkait lawatan Gottemoeller ke Tel Aviv.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement