Jumat 15 Feb 2013 15:48 WIB

Mimpi Myanmar Jadi Singapura

Rep: Friska Yolandha/ Red: M Irwan Ariefyanto
Salah satu sudut kota Yangon Myanmar
Foto: letsgo-myanmar.com
Salah satu sudut kota Yangon Myanmar

REPUBLIKA.CO.ID,YANGON -- Sapi-sapi berkeliaran di landasan pacu sebuah bandara kecil di kota kecil bernama Kyaukpyu. Kota tersebut terletak di pantai barat Myanmar. Kota yang menjadi rumah bagi puluhan rumah reyot dan sederhana ini merupakan pusat perdagangan dari salah satu daerah termiskin di Myanmar.

Listrik dan air mengalir sangat terbatas, industri lokal hampir tidak ada. Masyarakatnya kebanyakan hidup tidak lebih dari satu dolar per hari. Gambaran tersebut berasal dari zaman kolonial Vietnam. Kini, gambaran tersebut berubah, seiring dengan rencana pemerintah untuk menciptakan “Singapura Mini” di pantai barat Myanmar.

Kota kecil ini hanya berjarak 100 kilometer dari ladang gas Teluk Benggala, menawarkan rute pengiriman dengan kapal menuju Lautan Hindia dan terus ke selatan Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Jalur ini telah menyedot investasi minyak dan gas miliaran dolar dari Cina dan Korea Selatan.

Pemerintah reformis Myanmar tengah menyusun rencana ambisius untuk mengembangkan zona ekonomi khusus di barat Myanmar. Wilayah ini termasuk pelabuhan komersial, pembangkit listrik, bandara internasional, jalan tol, dan jalur kereta uang menghubungkan Kyaukpyu dan Cina. “Jika berhasil, rencana ini akan menciptakan lebih dari 250 ribu lapangan kerja,” ujar Wakil Menteri Perburuhan dan Kepala Badan Zona Ekonomi Baru Myanmar U Myint Thein, seperti dilansir Financial Times, Senin (11/2).

Keberhasilan rencana pemerintah ini bukan semata hanya karena kedatangan investor, melainkan juga bagaimana pemerintah belajar dari kesalahan pada masa lalu. Kegagalan dulu disebabkan oleh kurangnya sosialisasi pemerintah kepada masyarakat setempat. Oleh karena itu, kali ini pemerintah akan melakukan pendekatan inklusif.

Tidak jauh dari kota tersebut, sekitar 2.000 pekerja tengah menyelesaikan salah satu proyek besar Myanmar di sektor energi: pipa gas Shwe dan terminal darat. Proyek ini didanai oleh investor dari Korea Selatan dalam konsorsium dengan perusahaan Pemerintah Myanmar. Mei tahun ini, pipa tersebut akan memompa sekitar 12 miliar meter kubik gas per tahun. Sebagian besar akan dialirkan ke Cina melalui Pulau Maday.

Sejauh ini, investasi Cina dan Korea Selatan di Myanmar mencapai tiga miliar dolar AS. Pejabat setempat mengungkapkan, nilai ini jauh melebihi yang ditargetkan. Namun, bila dibandingkan dengan investasi yang akan masuk, nilai ini tidak seberapa.

Cina telah menandatangani kesepakatan dengan Myanmar untuk membangun jalur kereta api sepanjang 1.215 kilometer dan jalan raya yang menghubungkan Kunming dan Kyaukpyu. Pembangunan infrastruktur dinilai menjadi kunci sukses proyek lain di Myanmar.

Selain Cina dan Korea Selatan, Jepang juga mulai melirik negara yang pernah mengalami konflik agama tersebut. Menteri Keuangan Jepang, seperti dilansir Bloomberg, telah bertemu dengan Presiden Myanmar untuk menyatakan niatnya memasuki pasar Myanmar.

Jepang berencana untuk menyediakan dana segar bagi Myanmar sebesar 574 juta dolar AS pada akhir Maret. Aso juga telah melakukan kunjungan ke zona ekonomi Myanmar di selatan Yangon. Lokasi ini rencananya akan dipakai untuk pengembangan perusahaan Jepang Marubeni Corp dan Sumitomo Corp.

Asian Development Bank (ADB) memperkirakan produk domestik bruto (PDB) Myanmar mencapai 6,3 persen tahun ini setelah pertumbuhan tahun lalu diperkirakan mencapai enam persen. Myanmar, menurut ADB, akan menjadi bintang berikutnya di Asia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement