REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pemerintah Jepang akan mengundang pemimpin oposisi dan ikon demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi ke Tokyo pada pertengahan April, menurut pejabat setempat, Jumat (15/2).
Pemerintah berharap untuk mewujudkan pertemuan bilateral antara Perdana Menteri Shinzo Abe dan Suu Kyi jika dia bisa datang ke Jepang antara 12-21 April. Saat itu, sidang parlemen di Myanmar akan memasuki masa reses, menurut para pejabat, seperti dilansir Kyodo.
Jika terealisasi, Suu Kyi akan berada di Jepang untuk pertama kalinya sejak 1986. Suu Kyi, pemenang hadian Nobel Perdamaian, menjadi anggota parlemen negaranya setelah partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memenangkan pemilu sela tahun lalu setelah dibebaskan dari tahanan rumah oleh rezim Myanmar.
NLD menang secara besar-besaran pada pemilu tahun 1990, namun tak bisa berkuasa karena tidak diizinkan rezim militer saat itu. Myanmar di bawah Presiden U Thien Sein, mantan rezim militer, sedang berupaya untuk mengembangkan demokrasi dan reformasi di negaranya.
Aung San Suu Kyi sebelumnya telah mengunjungi Korea Selatan dan Amerika Serikat dan melakukan pembicaraan dengan para pemimpin kedua negara. Suu Kyi yang menghabiskan waktu 15 tahun di bawah tahanan rumah itu juga mengunjungi kota barat daya Gwangju untuk menerima penghargaan hak asasi manusia yang diberikan kepadanya pada tahun 2004.