REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Aktivis antirezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, Sabtu (16/2) mengatakan, penculikan bermotif sektarian terjadi di sebuah pedesaan di utara Idlib Suriah.
Menurut aktivis, penculikan telah melonjak dalam beberapa hari terakhir antara pria bersenjata di desa Syiah dan Suni yang letaknya berdekatan.
Laporan menyebutkan, penculikan itu lebih dari 300 kasus. Serangkaian penculikan dalam beberapa hari terakhir juga terjadi di Provinsi utara Idlib. Ini menjadi salah satu contoh bagaimana krisis Suriah sudah mengarah semakin sektarian.
Penculikan baru-baru ini juga terjadi saat orang bersenjata tak dikenal menghentikan sebuah bus yang membawa warga sipil Syiah dan menculik semua penumpang, Kamis (14/2). Penumpang di bus itu mayoritas adalah perempuan dan anak-anak.
’’Penculikan wanita dan anak-anak belum pernah terjadi sebelumnya,’’ ujar aktivis anti rezim di desa Sarmeen Bahaideen Abdel-Razaq.
Dia menambahkan, setelah penculikan itu, orang-orang bersenjata Syiah membalas dengan menculik warga Suni yang berada di dekat mereka.
Orang-orang bersenjata Syiah menghentikan bus umum yang membawa mereka di dalam perjalanan mereka ke daerah ibukota provinsi yang masih di bawah kendali rezim. Tapi berapa banyak orang telah diculik dari kedua belah pihak masih belum jelas. Banyak yang memberikan versi kasus itu.
Menurut Razaq, jumlah korban penculikan itu tidak lebih dari 10 orang telah diambil dari desa mereka. ‘’Sekitar 15 orang hilang dari Saraqib, dan sebanyak 40 warga telah diculik dari Sarmeen,’’ ujar Razaq.