REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Utusan internasional untuk Suriah Lakhdar Brahimi, Ahad (17/2), memberi dukungannya buat seruan bagi perundingan yang dikeluarkan oleh Kepala koalisi oposisi Suriah Moaz al-Khatib.
Sementara itu Perdana Menteri Suriah Wael al-Halqi mendesak semua pihak di Suriah agar terlibat dalam proses politik yang dijabarkan oleh Presiden Bashar al-Assad.
Dalam taklimat bersama dengan Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil al-Arabi di Ibu Kota Mesir, Kairo, Brahimi mendesak semua pihak dalam konflik di Suriah, wilayah Arab dan masyarakat internasional agar menanggapi seruan al-Khatib bagi dialog.
Diplomat kawakan Aljazair itu juga menyarankan sebaiknya babak dialog awal diselenggarakan di Markas PBB, New York, AS, kata Xinhua.
"Kami percaya jika dialog dimulai di Markas PBB antara oposisi dan satu delegasi dari Pemerintah Suriah, itu akan menjadi awal untuk mengeluarkan Suriah dari lorong gelap ini," kata Brahimi.
Pada gilirannya, al-Arabi mengatakan ia akan memimpin satu delegasi yang sedikitnya terdiri atas empat negara Arab ke Moskow untuk ikut dalam Forum Arab-Rusia, dan menyatakan krisis Suriah akan menempati posisi teratas dalam daftar acara.
Pemimpin oposisi Suriah baru-baru ini mengumumkan kesediaannya untuk terlibat dalam perundingan dengan Pemerintah Suriah selama itu pada akhirnya mengarah kepada kepergian pemerintah di Damaskus. Namun, pemerintah sebelumnya menyatakan dialog tak boleh dilandasi atas prasyarat dan menegaskan setiap dialog mesti diselenggarakan di wilayah Suriah.
Pada Ahad pagi, Perdana Menteri Suriah Wael al-Halqi menyeru rakyat Suriah agar terlibat dalam proses politik di wilayah Suriah guna mengakhiri krisis berkepanjangan di negeri tersebut sejalan dengan visi politik yang dijabarkan Bashar.
Pernyataan Perdana Menteri itu dikeluarkan selama satu sidang kabinet. Ia menyatakan pemerintahnya telah memberi jaminan untuk membuat proses politik itu berhasil, dan menegaskan, "Tak seorang pun akan dikesampingkan dari dialog tersebut ... Kami takkan mengeluarkan siapa pun."
Pemerintah Suriah sedang berusaha menegakkan pembaruan politik di wilayah Suriah dan bersungguh-sungguh untuk menyelenggarakan dialog nasional, katanya. Ia menambahkan rencana politik itu --yang diajukan oleh Bashar-- dilandasi atas "sasaran nasional".
Bashar menawarkan gagasan tiga-tahap untuk secara politik menyelesaikan krisis tersebut --yaitu gencatan senjata, dialog nasional menyeluruh mengenai "satu piagam nasional", dan pembentukan parlemen serta pemerintah dengan dasar luas.
Presiden Suriah itu juga menggambarkan konflik tersebut sebagai bukan konflik antara pemerintah dan oposisi, tapi antara "negara dan musuh kita", dan menyeru rakyat agar mempertahankan negara mereka.
Namun, meskipun ada kesepakatan nyata mengenai dialog, kedua pihak mengajukan versi mereka sendiri tentang dialog. Pemerintah Suriah ingin dialog diadakan di Suriah dengan "oposisi patriotik" yang mencela campur-tangan asing serta mencela aksi pemberontak di lapangan. Sementara itu, oposisi mengingini perundingan yang akhirnya mengarah kepada Bashar menyerahkan kekuasaan.
Dengan kenyataan itu, masyarakat internasional memiliki tugas untuk menciptakan dasar yang sama bagi kedua pihak untuk tampil dengan rencana yang memungkinkan dialog diselenggarakan.