Senin 18 Feb 2013 13:46 WIB

Tentara Mali Buru Para Pria Arab, Ada Apa?

Rep: Indah Wulandari/ Red: A.Syalaby Ichsan
Tentara Mali
Foto: Harouna Traore/AP
Tentara Mali

REPUBLIKA.CO.ID, TIMBUKTU -- Tentara Mali menawan delapan pria keturunan Arab yang dicurigai sebagai bagian jejaring al-Qaida akhir pekan lalu di utara Mali.

Pedagang garam di sekitar Timbuktu Mohamed Ould Dahama menjadi incaran para tentara tersebut. Anaknya, Boubacar Sadigh menjadi saksi penangkapan yang terjadi Kamis (14/2) lalu.

“Mereka datang dengan truk militer tertutup yang diparkir di depan pintu kami,”jelas Sadigh pada AP, Ahad (17/2).

Saat itu sang ayah ditemani saudara lelakinya, Dana Ould Dahama. Salah satu tentara berlagak ingin menanyakan sesuatu. Mohamed dan Dana pun keluar rumah. Tiba-tiba saja tubuh mereka disergap kemudian dilempar ke dalam truk.

“Saat itu saya sedang memperbaiki sepatu di toko. Saya bisa melihat Dana dipaksa keluar dengan tangan terikat turban dan dua tentara menggiringnya agar masuk ke dalam belakang truk,”jelas tetangga Dahama di Abaradjou, Ibrahim Ag Mahmoud.

Warga keturunan Arab lainnya Mohamed Ould Mohamed Lamine yang berprofesi sebagai pedagang ditangkap di jalan. Sang istri, Mariam Mint Elbakaye menjadi saksi penyergapan itu.

Di waktu bersamaan, empat sopir truk juga ditangkap di kawasan Abaradjou tanpa alasan yang jelas. Kepala operasi militer setempat, Kolonel Keiba Sangare menolak dikonfirmasi serta menyatakan kedelapan orang arab tadi tidak ditahan. “Mereka sedang berada dalam proses investigasi,”ujar Sangare berkelit.

Sebelum insiden penyergapan ini tersebar luas, reporter AP menemukan dua sosok mayat pria Arab yang dikubur di luar perbatasanTimbuktu awal bulan Februari lalu.

Para saksi mengatakan, keduanya terakhir terlihat pada 28 Januari lalu, mereka juga dijemput sekelompok tentara. Area Timbuktu selama 10 bulan lalu memang dikuasai gerakan garis keras Tuareg. Per Januari lalu, pihak militer Prancis menyatakan mengambil alih Mali utara, termasuk timbuktu bersama tentara Afrika hingga April depan.

 

sumber : Associated Press
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement