REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Penutupan terowongan yang dilakukan Mesir di bawah perbatasan dengan jalur Gaza mengancam ribuan warga Palestina. Jaringan terowongan tersebut telah menjadi jalur vital kehidupan untuk Gaza yang membawa 30 persen kebutuhan warga.
Warga Palestina menggunakan terowongan untuk mengirimkan kebutuhan sehari-hari. Mereka menghindari blokade yang diberlakukan Israel dan Mesir selama lebih dari tujuh tahun. Senjata juga diselundupkan di bawah tanah. Sedikitnya 10 ribu warga Palestina bekerja di bisnis terowongan ini.
Abu Bilal, pekerja di terowongan tersebut mengatakan Mesir telah membanjiri terowongan dalam dua minggu terakhir. Setiap kali pekerja memompa air keluar, pasukan kemananan Mesir mengisi kembali air ke terowongan.
"Banyak rekan-rekan saya dan saya sendiri takut kehilangan pekerjaan jika mereka terus melakukannya, " katanya, Senin (18/2).
Setelah banjir di terowongan, Abu Bilal mengatakan hanya bekerja dua hari selama dua minggu terakhir. "Kami memiliki ketakutan ganda, kami takut mati dalam banjir mendadak dan kami takut kelaparan jika kehilangan pekerjaan karena tindakan keras Mesir," tambahnya/
Jika dia kehilangan pekerjaan di terowongan, harapannya untuk menemukan pekerjaan lain di jalur Gaza juga kecil. Pengangguran di Gaza mencapai lebih dari 30 persen.