Selasa 19 Feb 2013 09:26 WIB

NASA Coba Temukan Sistem Peringatan Asteroid

Rep: Lingga Permesti/ Red: Mansyur Faqih
Meteor yang menghantam Rusia
Foto: www.heraldsun.com.au
Meteor yang menghantam Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- NASA, perguruan tinggi dan perusahaan swasta bergabung untuk menemukan sistem peringatan asteroid. Hal ini dilakukan untuk menghindari kejadian yang dialami Rusia belum lama ini.

Namun, agensi antariksa Amerika Serikat menyatakan, kejadian seperti di Urals Rusia, jarang terjadi. "Kita memperkirakan, kejadian ini terjadi 100 tahun sekali," kata Paul Chodas, salah satu peneliti NASA Near-Earth Object Program Office di Jet Propulsion Laboratory, California.

NASA memperkirakan, sebelum masuk atmosfer bumi, asteroid berdiameter 17 meter dan berat 10 ton. Ledakan di Rusia sekitar 500 ribu ton TNT. Pada hari yang sama, NASA dapat mendeteksi adanya asteroid dengan 45 meter diameter yang dikenal dengan nama 2012 14 melintasi bumi. 

Padahal 10 tahun lalu, NASA tidak bisa mendeteksi asteroid tersebut. "NASA masih sedang berupaya dapat mendeteksi asteroid yang lebih kecil," kaya Project Manager NASA, Lindsey Johnson. 

Johnson mengatakan, setengah juta objek berada di sekitar bumi. Dan objek tersebut sulit dideteksi karena ukurannya yang kecil.

NASA mencoba mengembangkan sistem agar dapat mendeteksi objek kecil di angkasa. Proyek lima juta dolar AS ini dilakukan di Universitas Hawaii. Proyek dinamakan Atlas (Asteroid Terrestrial-Impact Alert System).

Peneliti mengatakan, Atlas akan dapat memonitor angkasa setiap malam. Atlas akan mendeteksi objek dengan 45 meter diameter sebelum menabrak planet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement