Selasa 19 Feb 2013 10:02 WIB

Pembangunan RS Gaza Dikebut

Rep: chairul akhmad / Red: Damanhuri Zuhri
Relawan MER-C dan para pekerja tengah melakukan pengecoran lantai tiga bangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) Gaza, di Jalur Gaza, Palestina, Selasa (20/3). (Doc MER-C)
Relawan MER-C dan para pekerja tengah melakukan pengecoran lantai tiga bangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) Gaza, di Jalur Gaza, Palestina, Selasa (20/3). (Doc MER-C)

REPUBLIKA.CO.ID. JAKARTA-- Tahun 2013 lembaga kemanusiaan Medical Emergency Resque Committe (MER-C) mempercepat proses pembangunan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Jalur Gaza, Palestina.

Menurut Presidium MER-C Joserizal Jurnalis, tahun ini RSI diharapkan selesai dibangun. ''Jika tak ada kendala, akhir 2013 kami harap RSI sudah berdiri,'' kata Joserizal, Senin (18/2).

Untuk mempercepat pembangunan RSI, Jumat (15/2) lalu MER-C memberangkatkan Edy Wahyudi, seorang relawan insinyur, untuk membantu mengawasi pembangunan tahap dua RSI Gaza.

Pembangunan tahap dua RSI berupa pengerjaan arsitektur dan mechanical electrical yang dilakukan insinyur dan tenaga teknis dari Indonesia.  Semua relawan berasal dari Pesantren Alfalah Bogor Jawa Barat yang tergabung dalam Divisi Konstruksi MER-C.

Tugas Edy untuk memantau proses pembangunan RSI yang memasuki tahap lebih rumit dan detail. Bersama Edy, berangkat pula tiga relawan dari Pesantren Alfalah.

Selain turut membantu pembangunan RSI, mereka juga akan menimba ilmu di Gaza melalui program kerjasama beasiswa antara Universitas Islam Gaza dan Pesantren Alfalah.

Keempat relawan tiba di Kairo Mesir pada Sabtu (16/2) pukul 09.00 waktu setempat. Dari Kairo semua relawan langsung menuju perbatasan Rafah. Mereka masuk Gaza pada Sabtu sore hari yang sama.

Mereka akan bergabung dengan 27 relawan Indonesia yang sudah berada di Gaza. Semua relawan berkomitmen akan bertugas di Jalur Gaza hingga pembangunan RSI selesai.

Biaya RSI Rp 60 Miliar

Total donasi rakyat Indonesia untuk program pembangunan RSI di Gaza mencapai Rp 30,7 Miliar. Donasi ini murni berasal dari rakyat Indonesia yang sebagian besar kalangan dari menengah ke bawah dari Aceh hingga Papua.

''Alhamdulillah, perkiraan awal biaya pembangunan sebesar rp 30 miliar yang sebelumnya sulit dibayangkan, akhirnya tercapai.  Bahkan sudah melebihi target,'' ungkap Ketua Divisi Konstruksi MER-C faried Thalib.

Kebutuhan selanjutnya adalah biaya untuk pengadaan alat-alat kesehatan dan pengembangan kompleks RSI, yaitu pembangunan infrastruktur, masjid, gedung manajemen dan juga wisma rakyat Indonesia.

Menurut Joserizal, pengadaan alat-alat kesehatan dan pengembangan kompleks RSI akan menyedot dana tambahan. ''Paling tidak, dibutuhkan Rp 30 miliar lagi, baru RSI bisa beroperasi,'' ujarnya.

Joserizal optimistis dana itu akan terpenuhi. Hingga akhirnya, rumah sakit bantuan rakyat Indonesia itu akan berdiri dan bermanfaat bagi rakyat Palestina, khususnya di Jalur Gaza.

Terkait dengan pengadaan material, tim relawan MER-C masih bisa bernafas lega. Sebab, distribusi bahan bangunan ke Gaza sudah mulai lancar. Kendalanya, kata Joserizal, jika perang pecah antara Hamas dan Israel. ''Kalau terjadi perang, otomatis semua harga material melambung tinggi. Pasokan susah karena banyak orang butuh.''

Selain itu, pengerjaan proyek tahap dua ini membutuhkan ketelitian yang cukup rumit dibandingkan pembangunan RSI tahap pertama. Apalagi, yang terkait dengan mechanical electrical. ''Kita tidak bisa sembarangan memasang instalasi listrik. Harus dengan perhitungan matang dan teliti,'' kata Joserizal.

Tim MER-C bersyukur, stok dan persediaan alat-alat mechanical electrical tersedia di Gaza. ''Jika tak ada kendala, diperkirakan akhir 2013 ini, RSI Gaza sudah bisa diresmikan,'' ujarnya menambahkan.

n

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement