REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengungkapkan pihaknya dan Amerika Serikat (AS) akan berusaha sekuat tenaga untuk menggunakan semua kesempatan guna memulai dialog politik di Suriah.
"Ada tunas harapan bahwa pemerintah dan oposisi telah mulai serius berbicara tentang perlunya dialog, tetapi dengan beberapa syarat," kata Lavrov kepada wartawan, Brussels, Belgia, Senin (19/2).
"Kami membahas bagaimana membantu [pihak-pihak] dengan tidak membuat prasyarat yang menghambat perjalanan menuju dialog tersebut," katanya setelah pembicaraan telepon Ahad dengan Menlu AS John Kerry.
Rusia telah menghadapi kecaman keras internasional karena penolakannya untuk mendukung sanksi-sanksi PBB terhadap Suriah, sekutu terakhirnya di dunia Arab, atas apa yang disebut beberapa resolusi bias pro-pemberontak yang diusulkan oleh negara-negara Barat.
Moskow membantah bahwa pihaknya mendukung Presiden Bashar Assad dan mengatakan khawatir bahwa pemunduran paksa Presiden Suriah hanya akan memperburuk konflik.
Hampir 70 ribu warga telah tewas dalam konflik di Suriah sejak Maret 2011, kata Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Navi Pillay pada Februari.