Rabu 20 Feb 2013 02:06 WIB

Terus Bergolak, Ini Sanksi Uni Eropa untuk Suriah

Bendera negara anggota Uni Eropa (ilustrasi)
Foto: UWORKERS
Bendera negara anggota Uni Eropa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL---Menteri Luar Negeri Uni Eropa (UE) Catherine Ashton setuju mempertahankan sanksi kepada Suriah dan menambahnya menjadi tiga bulan lagi.

Namun dia berjanji melanjutkan pemberian bantuan kemanusiaan kepada negara yang sedang dilanda perang itu.

"Kami setuju untuk memperpanjang sanksi kepada Suriah ditambah tiga bulan lagi. Kami mengubahnya agar Suriah mendapatkan tekanan berarti demi tujuan melindungi penduduk sipilnya dari serangan tentara pemerintah," katanya kepada pers dalam pertemuan Dewan Urusan Luar Negeri Uni Eropa.

"Kami akan terus melanjutkan upaya kami membantu korban tak berdosa dalam konflik Suriah," kata Catherine Ashton.

Dia mengatakan UE memberikan bantuan senilai 600 juta euro kepada korban perang.

Berdasarkan perkiraan PBB, konflik bersenjata itu sudah menewaskan sedikitnya 70 ribu orang dan memaksa 700 ribu lainnya meninggalkan Suriah sejak terjadinya aksi rakyat yang menginginkan turunnya Presiden Bashar Al Assad pada Maret 2011.

Uni Eropa merupakan mitra perdagangan terbesar Suriah. UE memberlakukan sanksi ekonomi kepada pemerintah Bashar pada 2011.

Sanksi tersebut termasuk embargo ekspor senjata, larangan perjalanan dan pembekuan sejumlah aset untuk lebih dari 120 individu dan 40 perusahaan.

UE juga melarang negara anggotanya mengimpor minyak mentah dari Suriah dan melakukan blokade perdagangan komoditas alam seperti emas, logam mulia dan emas milik badan publik Suriah dan bank sentral.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement