Rabu 20 Feb 2013 00:11 WIB

India Menunggu Dinasti Gandhi-Nehru (I)

Rep: Teguh Setiawan / Red: M Irwan Ariefyanto
Rahul Gandhi
Foto: www.theunrealtimes.com
Rahul Gandhi

REPUBLIKA.CO.ID,Rahul Gandhi masih berusia 20 tahun ketika Rajiv Gandhi, ayahnya, terbunuh dalam serangan bom bunuh diri yang dilakukan gerilyawan Pembebasan Macan Tamil Eelam (LTTE) di negara bagian Tamil Nadu, 21 May 1991. Kini, Rahul dianggap siap meneruskan Dinasti Gandhi sebagai orang nomor satu di pemerintahan India.

Rahul adalah generasi keempat Dinasti Gandhi-Nehru. Pada 19 Januari lalu, dalam konklaf All Indian Congress Committee (AICC), Rahul diangkat sebagai Wakil Presiden Partai Kongres Nasional India—populer dengan sebutan Partai Kongres. AICC adalah dewan pengambil keputusan kantor pusat Partai Kongres.

Sebagai wapres, Raul akan berdiri di belakang Sonia Gandhi, ibunya, yang kini menjabat Presiden Partai Kongres. Pendukung Dinasti Gandhi-Nehru yakin, Partai Kongres sedang mempersiapkan Rahul untuk menggantikan ibunya dan menjadi prime minister in waiting.

Namun, sejumlah analis politik meragukan hal itu. Rahul adalah politisi pemalu. Popularitasnya cepat menanjak sejak 2011, tapi anjlok dan mencapai titik terendah dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.

Dia menjadi juru kampanye penuh waktu untuk pemilu lokal negara bagian Uttar Pradesh. Priyanka Gandhi, kakaknya, bergabung dalam kampanye mewah itu untuk mengimbau pemilih setia kepada Dinasti Gandhi-Nehru.

Hasilnya, Partai Kongres gagal total. Partai Bharatiya Janata mengalahkannya dengan telak. Partai Kongres hanya memperoleh 28 dari 403 kursi di negara bagian berpenduduk 200 juta itu. Jumlah ini lebih kecil dibanding pada Pemilu 2007, saat Partai Kongres masih bisa meraih 43 kursi.

Rahul menyesali kegagalannya. Dia menolak tawaran Manmohan Singh dan lebih suka melanjutkan upayanya memenangkan pemilu di negara bagian Andhra Pradesh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement