Rabu 20 Feb 2013 17:02 WIB

Pasukan Ditarik, Serangan Drone AS ke Afghanistan Meningkat

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Mansyur Faqih
Obama dan bayang-bayang Drone
Foto: dawn.com
Obama dan bayang-bayang Drone

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Serangan armada udara tak berawak (drone) Amerika Serikat (AS) meningkat di Afganistan. Laporan tahunan Misi Perserikatan Bangsa Bangsa untuk Afganistan (UNAMA) mengatakan, peningkatan serangan menyusul target penarikan seluruh pasukan AS 2014 mendatang.

Dikatakan jumlah serangan drone sepanjang 2012 mencapai 506 kali. Jumlah tersebut meningkat tajam dari tahun sebelumnya. Pada 2011 drone menyisir sepanjang zona merah di Afganistan sebanyak 294 kali.

Peningkatan tersebut berdampak pada angka kematian sipil. Pada tahun yang sama lima insiden serangan drone menyebabkan 16 warga sipil tewas. Sementara pada 2011, catatan kematian akibat salah sasaran berjumlah 15 orang sipil.

Laporan yang dilansir The Guardian tersebut juga memperlihatkan peningkatan penggunaan drone oleh pusat angkatan udara AS. Dikatakan serangan drone pada 2012 mencapai 494 kali. 

Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, serangan tersebut meningkat. Pada 2009, drone angkatan udara AS mengebom beberapa wilyah Afganistan sebanyak 243 kali. 

Tahun selanjutnya menjadi 277 kali. Sedangkan pada 2011 sebanyak 294 kali. Penggunaan drone menjadi senjata efektif meminimalisir kematian serdadu perang bagi AS. 

Pesawat tak berawak tersebut dikendalikan oleh pilot dari ruang kontrol induk militer AS. Ironisnya langkah efektif tersebut tidak dapat melindungi warga sipil.

"Ini adalah tahun pertama PBB mencatatkan kematian akibat drone," kata Kepala Bidang Hak Asasi Manusia UNAMA, Georgette Gagnon, seperti dilansir The Guardian, Selasa (19/2). 

UNAM menyerukan peninjaun kembali penggunaan drone lantaran tidak jarang melakukan kekeliruan target sasaran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement