REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat dan PBB menyerukan Maladewa menyelenggarakan pemilu yang bebas. Seruan dikeluarkan setelah mantan pemimpin negara itu mengungsi ke kedutaan besar India.
"Kami mendesak semua pihak agar tetap tenang, tidak melakukan aksi kekerasan dan menghindari retorika yang dapat meningkatkan ketegangan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland, dalam satu pernyataan.
PBB juga menyiarkan pernyataan yang sama. ''Sekjen PBB menyerukan semua pihak menahan diri, menegaskan kembali komitmen mereka pada Konstitusi dan menciptakan kondisi yang kondusif bagi pemilu yang adil, damai dan diikuti semua partai," kata juru bicaranya Martin Nesirky dalam satu pernyataan.
Mohamed Nasheed, presiden pertama yang dipilih secara demokratis pulau itu yang sangat dikenal di luar negeri karena dukungannya bagi perubahan iklim, mengungsi ke kedubes India di ibu kota Male untuk menghindari penangkapan. Ini setelah ia tidak muncul di pengadilan untuk menghadapi tuduhan menyalahgunakan kekuasaan.
Nasheed, yang mundur tahun lalu, mengatakan pengadilan atas dirinya bermotif politik. Karena apabila ia dihukum, maka ia tidak akan dapat memimpin Partai Demokatik Maladewa dalam pemilu September mendatang.