REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Komandan oposisi Suriah, Jenderal Selim Idriss, Rabu (20/2), memberi peringatan pada pasukan Hizbullah Lebanon untuk menghentikan penembakan terhadap Tentara Pembebasan Suriah (FSA). Jika tidak, Idriss mengancam pihaknya akan melakukan serangan balasan.
Idriss memberi batas waktu selama 48 jam dan akan berakhir pada Kamis (21/2).
Idriss menuding Hizbullah menyalahgunakan kedaulatan Lebanon di wilayah Suriah dan posisi FSA. Dia mengklaim penembakan terhadap desa-desa di Provinsi Homs berasal dari lembah Bekaa, Lebanon.
Jika Hizbullah mengabaikan ancaman, Idriss mengancam FSA akan menembak di Lembah Bekaa.
"Pejuang FSA akan membombardir Hizbullah dari daerah yang berbeda," ujar Idriss seperti dikutip dari laman rt.com, Kamis.
Hizbullah sendiri menyangkal telah mengirim pasukannya ke Suriah. Kantor pejabat Lebanon juga membantah memiliki hubungan dengan oposisi Suriah.
Lebanon kini terbelah akibat Suriah. Di satu sisi, pemerintahan Suni Lebanon dituding yang memunculkan oposisi. Di sisi lain, Hizbullah yang mengikuti aliran Syiah berjanji mendukung Presiden Suriah Bashar al Assad.