REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Pemerintah Iran dan Kuba sepakat meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan bilateral kedua negara. Kesepakatan ditanda tangani oleh Wakil Presiden Dewan Menteri Kuba, Ricardo Cabrisas dan Wakil Presiden Iran Urusan Internasional, Ali Saeedlou, Rabu (20/2) kemarin.
Kesepakatan kedua negara untuk lebih serius membahas perekonomian bersama-sama dilatarbelakangi keduanya tengah menghadapi sanksi ekonomi dari AS, dikutip dari Press TV, Kamis (21/2).
Saeedlou dalam kunjungannya ke Kuba menyatakan ingin terus meningkatkan posisi hubungan ekonomi kedua negara ke posisi yang setara dengan hubungan politik. Sementara di pihak Iran, Saeedlou mengatakan hal itu mungkin saja terjadi jika kedua negara bisa mengatasi permasalahan yang akan menghalangi tercapainya hubungan timbal-balik tersebut.
Saeedlou yang tiba di Havana, Senin (18/2) dijadwalkan akan bertemu dengan Menteri Penanaman Modal dan Perdagangan Luar Negeri, Rodrigo Malmierca. Selain itu, Saeedlou juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Kuba, Raul Castro.
Hubungan diplomatik kedua negara saat ini ada di bidang pertanian, pendidikan, dan bioteknologi. Dari data 2011 menunjukkan nilai perdagangan Iran-Kuba mencapai 60 miliar USD.
Iran dan Kuma menjalin hubungan diplomatik sejak tahun 1975. Namun sayangnya setahun kemudian pemerintah Iran memutuskan hubungan secara sepihak. Selanjutnya, ditahun 1979 hubungan diplomatik kembali terjalin setelah revolusi rakyat yang menggulingkan kerajaan Iran.