REPUBLIKA.CO.ID, IGUALA -- Lembaga swadaya masyarakat Human Rights Watch Group merilis adanya pelanggaran hak asasi manusia terhadap ratusan orang oleh aparat keamanan Meksiko dalam operasi pemberantasan narkoba di era kepemimpinan Presiden Enrique Pena Nieto.
Situs resmi LSM yang berpusat di Amerika Serikat ini memaparkan laporan dalam 17 halaman terkait laporan orang hilang di Meksiko sejak enam tahun belakangan. Terdapat 250 kasus laporan orang hilang, sebanyak 149 kasus diantaranya hilang usai diperiksa aparat keamanan. Pemerintah Meksiko dianggap gagal menginvestigasi kasus itu.
“Hasilnya, krisis orang hilang di Amerika Latin kian tinggi dekade ini,” tulis peneliti dalam laporan HRWG tersebut seperti dikutip Reuters, Kamis (21/2). Kejadian ini dinilai sebagai sebuah tindak kriminalitas yang tersamar dalam bentuk operasi pengamanan kartel peredaran obat-obatan terlarang.
Di beberapa kasus, HRWG belum bisa menemukan bukti otentik keterlibatan aparat, lantaran operasi mereka ditutupi seolah-olah ada persaingan antarkartel. Laporan tahunan kali ini ternyata relevan dengan laporan di masa pemerintahan sebelumnya. Saat Presiden President Felipe Calderon memimpin selama enam tahun diperkirakan sekitar 70 ribu orang terbunuh karena diduga terlibat bisnis haram ini.
HRWG menggambarkan hambatan yang bakal ditemui penggantinya, Pena Nieto yang mulai memerintah Desember lalu. Dia berupaya menghapus cara kekerasan untuk menekan peredaran narkoba di tengah jejaring kartelnya yang makin meluas di Negeri Sombrero ini.