Kamis 21 Feb 2013 20:58 WIB

Tunisia Mulai Mencari PM Baru

Rep: Rr Laeny Sulistyowati/ Red: M Irwan Ariefyanto
Aksi unjuk rasa berlanjut setelah PM Tunisia Hamadi Jebali mundur dari jabatannya
Foto: euronews.com
Aksi unjuk rasa berlanjut setelah PM Tunisia Hamadi Jebali mundur dari jabatannya

REPUBLIKA.CO.ID,TUNIS -- Para pemimpin Tunisia mulai mencari perdana menteri baru setelah Hamadi Jebali menyatakan mundur dari jabatannya, Selasa (19/2) malam lalu.

Pemimpin partai Annahda Rached Ghannouchi mengatakan, partainya belum memiliki calon pengganti Jebali. Tapi Ghannouchi berharap pemerintahan baru dibentuk pekan ini. ’’Kita membutuhkan pemerintahan koalisi dengan beberapa partai politik dan teknokrat,’’ kata Ghannouchi yang menemui wartawan setelah berbicara dengan Presiden Tunisia Moncef Marzouki.

Partai Annahda merupakan partai mayoritas yang menduduki kursi majelis konstituante Tunisia. Sebelumnya Ghannouchi mengatakan sangat penting bahwa Islam dan sekuler berbagi kekuasaan saat ini dan di masa depan.  Ghannouchi menyetujui partainya berkompromi mengenai pengalihan kementerian yang penting seperti urusan luar negeri, keadilan, dan dalam negeri.

Seorang pejabat Annahda yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, Rabu (20/2), mengatakan bahwa gubernur bank sentral dan menteri pertahanan akan mempertahankan pos mereka di dalam pemerintahan baru. Marzouki yang berasal dari partai sekuler koalisi dengan partai Annahda mengadakan pembicaraan dengan berbagai partai sebelum bertemu Ghannouchi.

Maya Jribi, sekretaris jenderal partai Republik yang merupakan kelompok oposisi sekuler mengatakan, menolak tekanan untuk mengambil bagian dalam koalisi baru yang dipimpin Annahda.

Tunisia dilanda krisis pasca dibunuhnya oposisi Chokri Belaid pada Rabu (6/2). Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Belaid. Pihak sekuler menuding pemerintah gagal mengendalikan kekerasan. Tewasnya Belaid juga memunculkan krisis dan demonstrasi masyarakat.

Untuk menyelesaikan krisis, Jebali mengusulkan pemerintah kabinet teknokrat. Partai-partai sekuler sebagian besar mendukung idenya, tapi partai Annahda menolaknya dengan alasan tidak memiliki masa depan. Tapi Annahda meminta Jebali untuk melanjutkan jabatannya sebagai perdana menteri. Jebali merasa kecewa dengan Annahda dan kemudian mengundurkan diri.

Kerusuhan di Tunisia membuat ekonomi negara ini merosot. Angka pengangguran dan kemiskinan terus meningkat. Sektor pariwisata juga terpukul dan pendapatan dari sektor ini semakin rendah. Ekspor ke Eropa juga terganggu karena akibat instabilitas.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement