REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebanyak 4.700 orang, termasuk penduduk sipil tewas dalam serangan bom pesawat Amerika Serikat tanpa awak, kata seorang senator AS yang dikutip media lokal, Rabu (20/2).
Ini adalah pertama kali seorang anggota parlemen atau pejabat pemerintah menyebut jumlah seluruh korban jiwa akibat serangan-serangan pesawat itu. Hal itu dikutuk kelompok-kelompok hak asasi manusia sebagai pembunuhan-pembunuhan di luar hukum.
Jumlah korban dari ratusan serangan peluru kendali yang dilakukan pesawat tanpa awak itu terhadap gerilyawan Alqaidah di Pakistan, Yaman, dan di tempat-tempat lain tetap tidak diketahui. Sementara menurut laporan AFP, Kamis (21/2), para pejabat AS menolak membicarakan secara terbuka rincian dari serangan-serangan itu.
Meski demikian, senator dari partai Republik Lindsey Graham, pendukung kuat serangan pesawat mata-mata itu, secara terbuka menyebut jumlahnya yang melebihi dari beberapa perkiraan mengenai korban jiwa. "Kita telah membunuh 4.700 orang," kata Graham yang dikutip oleh Easley Patch, satu laman lokal meliput kota kecil Easley di South Carolina.
New America Foundation yang bermarkas di Washington mengatakan ada 350 serangan pesawat mata-mata AS sejak tahun 2004, sebagian besar selama pemerintah Presiden Barack Obama. Yayasan Amerika itu memperkirakan jumlah korban tewas antara 1.963 dan 3.293, dengan 261 sampai 305 warga sipil.