Jumat 22 Feb 2013 14:43 WIB

Uni Eropa Kurangi Sanksi Ekonomi untuk Oposisi Suriah

Rep: Nur Aini/ Red: Heri Ruslan
Bendera negara anggota Uni Eropa (ilustrasi)
Foto: UWORKERS
Bendera negara anggota Uni Eropa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  BERLIN -- Pemerintah Eropa mempertimbangkan untuk mengurangi sanksi ekonomi pada daerah oposisi Suriah, termasuk larangan impor minyak.

Jerman mengusulkan sanksi ditinjau atau bahkan dibatalkan dalam beberapa bulan mendatang di wilayah yang dikontrol oposisi.

Al-Arabiya melansir Uni Eropa kemungkinan akan melanjutkan perdagangan. Hal itu untuk menciptakan sumber uang tunai bagi oposisi.

Langkah tersebut merupakan dukungan Uni Eropa kepada kelompok oposisi yang menentang pemerintahan Presiden Bashar al-Assad selama 23 bulan. Bantuan itu memungkinkan opisisi membangun pemerintahan daerah dan memperoleh bantuan kemanusian.

"Di daerah di mana oposisi memegang kendali, penting untuk memberi mereka kestabilan ekonomi, " ungkap Diplomat Uni Eropa.

Belum ada pembicaraan lebih lanjut antara pejabat Uni Eropa menengani masalah tersebut. Pembicaraan dijadwalkan mulai Maret.

Uni Eropa saat ini mensaksi Suriah termasuk larangan impor minyak Eropa dari negara tersebut. Hal itu untuk menutup pendapatan Assad. Mereka juga mengembargo senjata dan melarang investasi di sektor energi di Suriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement