Jumat 22 Feb 2013 19:19 WIB
Bom Damaskus

Rusia: AS Terapkan Standar Ganda

Rep: Bambang Noroyono/ Red: A.Syalaby Ichsan
Warga Suriah berjalan di tempat pusat ledakan bom bunuh diri di Damaskus, Kamis (21/2), dari foto Kantor Berita Suriah, SANA.
Foto: Reuters
Warga Suriah berjalan di tempat pusat ledakan bom bunuh diri di Damaskus, Kamis (21/2), dari foto Kantor Berita Suriah, SANA.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW  -- Pemerintahan Rusia menilai Amerika Serikat (AS) gagal menjalankan fungsinya sebagai anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK - PBB).

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, Washington tidak solutif menghadapi situasi di Damaskus.

''Kami percaya Washington punya kebijakan standar ganda mengenai Suriah,'' kata Lavrov, seperti dikutip Reuters, Jumat (22/2). Lavrov mengecewakan aksi tutup mulut AS melihat aksi kejam yang dilakukan pemberontak Suriah baru-baru ini.

Satu serangan bom bunuh diri mengguncang ibu kota Suriah, Damaskus saat Kamis (21/2). Sedikitnya 35 orang tewas dan ratusan orang sekarat. Ini adalah serangan bunuh diri terbesar selama konflik berkecamuk di negara tersebut.

Serangan terjadi di dekat markas utama Partai Baath. Partai usungan Presiden Bashar al-Assad yang hendak digulingkan. Lokasi ledakan  tidak jauh dari Kedutaan Besar Rusia di Suriah.

Pemerintah meyakini, serangan dilakukan oleh kelompok yang berafiliasi dengan pemberontak. Pengeboman juga terjadi pada Rabu (20/2) di dua titik berbeda. Dua ledakan terjadi di sebuah stadion sepak bola ibu kota. Satu orang tewas dalam insiden tersebut.

Sementara di hari yang sama dua ledakan juga menyasar salah satu Istana Presiden. Rangkaian aksi tersebut membuat Beruang Merah berang.

Moskow mengutuk pengeboman dan menganggap aksi tersebut adalah aksi sepihak. Lavrov juga mengaku kecewa dengan sikap DK-PBB yang ikut tutup mata melihat aksi mematikan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement