REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pasukan Darat Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) mengujicoba bermacam taktik asimetrik dan berbagai jenis kendaraan udara tanpa awak (UAV), termasuk drone bunuh diri, dalam pelatihan militer di bagian timur negeri itu. Demikian laporan kantor berita setengah resmi, Fars, Sabtu (23/2).
IRGC memulai pelatihan militer tiga-hari dengan nama sandi Nabi Besar 8. Latihan digelar di bagian timur Iran pada Sabtu.
Juru Bicara Pelatihan, Jenderal Hamid Sarkheili, mengatakan kepada wartawan,"Untuk pertama kali, pasukan tugas tempur modern khusus kami melakukan operasi khusus."
Pasukan IRGC mengujicoba perkiraan sasaran pesawat tanpa awak mush dan menggunakan bermacam jenis UAV pada hari pertama pelatihan.
''Dalam pelatihan tersebut, pesawat tanpa awak pengintai sekaligus bunuh diri, yang mampu menyerang musuh telah digunakan dan kemampuan operasinya dinilai,'' kata juru bicara tersebut.
Sarkheili mengatakan satuan IRGC memulai taktik pertahanan regional stabil setelah satuan Basij (relawan) bergabung dengan mereka.
"Pada tahap ini, semua kesatuan memasuki medan tempur dengan dukungan tembakan udara dan artileri dan dukungan intelijen dari UAV dalam upaya menyerang sasaran (yang dirancang) dan langsung menembak sasaran," kata Sarkheili sebagaimana dikutip Fars.
Selain itu, sistem perang elektronik IRGC berhasil mengidentifikasi dan secara hipotesis mencegah aksi pencegatan elektronik musuh pada tahap pelatihan tersebut.
Komandan Pasukan Darat IRGC, Brigadir Jenderal Mohammad Pakpour, sebelumnya mengatakan pelatihan tiga-hari itu akan mencakup berbagai daerah di Iran timur, termasuk Kota Kerman, Siriz dan Sirjan. Tujuan pelatihan untuk mengujicoba peralatan militer mutakhir IRGC, mempertahankan kesiapan pasukan dan melancarkan teknik perang asimetrik.