REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Seorang remaja tewas di terowongan bawah tanah Raffah yang menghubungkan Gaza dan Mesir. Muhammad Khalil Irbayi tewas setelah tersengat listrik bertegangan tinggi, Ahad (24/2).
Petugas medis mengatakan, terowongan lembab menjadi penyebab korsleting arus pendek.Kematian Khalil menambah jumlah warga Palestina yang tewas dalam berjuang mempertahankan hidup melalui terowongan.
Khalil adalah pemuda 18 tahun. Dia bersama warga lainnya memanfaatkan jalur terowongan untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari.Ma'an News Agency mengatakan angka kematian ditemukan di terowongan berjumlah 233 orang. Jumlah tersebut tercatat sejak 2007 silam. Sebanyak 20 orang diantaranya adalah korban kebiadaban Zionis Israel dalam invansi militernya 2012 lalu.
Terowongan adalah satu-satunya akses bagi warga Gaza untuk mendapatkan kebutuhan sandang dan pangan. Sejak 2007 Israel memblokade semua akses masuk dan keluar, dari dan menuju kawasan yang dikuasai kelompok Hamas tersebut.
Perjanjian militer Zionis memaksa Mesir juga menutup pintu perbatasan Raffah menuju Gaza. Kondisi tersebut adalah penjara bagi 2 juta warga Gaza. Aksi sepihak tersebut membuat warga menggali terowongan menuju pintu utama di Mesir. Akses tersebut menyuplai semua barang sandang pangan dan jasa.
Pada 2010 tercatat tidak kurang dari 2.500 sampai 3.000 terowongan yang membelah Gurun Sinai. Pada Agustus 2012 sekira 150 - 200 terowongan ditutup di wilayah tersebut. Pekan lalu militer Mesir menutup sedikitnya 225 lintasan terowongan.
Militer mengatakan masih terdapat 500 terowongan yang harus ditutup. Kedekatan Hamas dengan Ikhwanul Muslimin di Mesir tidak membantu untuk membuka perbatasan Raffah. Padahal gencatan senjata Hamas - Israel 2012 lalu meminta agar Mesir membuka perbatasan Raffah.
Militer Mesir malah semakin ganas membanjiri terowongan-terowongan tersebut dengan membanjirinya. Militer menuangkan jutaan kubik air limbah buangan penduduk di perbatasan ke dalam terowongan-terowongan tersebut. Operasi dilakukan sejak Ahad (3/2) lalu.