REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Pemerintah Palestina mengutuk Zionis Israel atas tewasnya Arafat Jaradat. Menteri Pertahanan Palestina Issa Qaraqe mendesak internasional menyelidiki pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Negara Yahudi itu.
''Kami meminta adanya penyelidikan internasional atas tewasnya warga kami,'' kata Issa seperti dikutip Ma'an News Agency, Ahad (24/2).
Pemerintahan Presiden Mahmoud Abbas itu meyakini Jaradat tewas lantaran mengalami penyiksaan oleh militer zionis.Jaradat pemuda 30 tahun ditemukan tewas dalam penjara Israel Megido, Sabtu (23/2) kemarin.
Pemuda ini diciduk Badan Intelijen Domestik Israel Shin Bet, Senin (18/2) lalu. Jaradat dituduh terlibat dalam aksi demonstrasi pembebasan wilayah okupasi zionis di Tepi barat pekan lalu.
Pejabat Shin Bet mengatakan, Jaradat tewas lantaran kena serangan jantung. Namun, pernyataan itu ditentang oleh keluarga Jaradat. Keluarga Jaradat kepada Ma'an News Agency mengatakan Jaradat tidak punya riwayat penyakit apapun sejak lahir.
Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad dalam siaran langsungnya meminta pertanggung jawaban zionis atas tewasnya salah satu warganya itu. ''Kami mengalami kesedihan atas kematian anak-anak kami (oleh tindakan semena-mena),'' kata dia.
Fayyad menyerukan agar Otoritas Israel membuka penyelidikan independen. Menurutnya, dunia internasional harus dapat menekan Israel untuk mematuhi hukum internasional. Pasalnya, penangkapan warga Palestina oleh serdadu Israel adalah tidak mendasar.
Fayyad menambahkan penahanan warga Palestina di penjara-penjara zionis adalah pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa Keempat tentang perlakuan terhadap tahanan. Ma'an News mengatakan tercatat sekira 4.743 warga Palestina berada di penjara-penjara Israel.
Mereka diseret ke penjara dengan cara dipaksa dan tanpa peradilan yang jelas. Para tahanan 10 diantaranya adalah perempuan. Sedangkan 193 lainnya adalah anak-anak di bawah umur. ''Mereka harus dibebaskan,'' sambung Fayyad.
Staf Bidang Pelayanan Perdana Menteri Ziad Abu Ein mengatakan akan mengirim tim dokter independen untuk memvisum jasad Jaradat. ''Kami minta Organisasi kesehatan Dunia dan Palang Merah Internasional sudi terlibat,'' kata dia.