Ahad 24 Feb 2013 22:00 WIB

Diisukan Berbagai Hal, Vatikan Kecam Media

Rep: Bambang Noroyono, Indah Wulandari / Red: M Irwan Ariefyanto
Kota Vatikan
Foto: traildino.com
Kota Vatikan

REPUBLIKA.CO.ID,VATIKAN -- Seperti tersambar petir, Kepausan Vatikan mendapatkan tuduhan bertubi-tubi seputar alasan mundurnya Paus Benediktus XVI. Dari mulai isu gay hingga kasus korupsi dan pemerasan. Sontak kabar di media itu membuat geram organisasi Kepausan di Vatikan.

Menurut Menteri Luar Negeri Vatikan Tarcisio Bertone, opini media belakangan mulai menyesatkan. Penggiringan opini yang menyimpang itu mengganggu pemilihan pemimpin tertinggi Katolik mendatang. ''Menyedihkan. Sering kali media-media itu tidak memverifikasi kebenaran berita-berita tersebut,'' kata Bertone, seperti dilansir CNN News, akhir pekan lalu.

Paus Benediktus mundur pada 11 Februari lalu. Keputusannya menimbulkan tanda tanya karena dia merupakan Paus pertama yang mundur dalam 600 tahun terakhir. Paus telah menegaskan bahwa dia mundur karena kondisi kesehatannya tak memungkinkan. Pemberitaan internasional mengaitkan alasan mundur tersebut lantaran berbagai skandal dan kejahatan yang terjadi di Kepausan.

Media di Italia, La Repubblica, memojokkan Paus dengan skandal penyimpangan seksual (gay) yang dilakukan pendeta di struktur gereja seluruh dunia. Surat kabar itu mengutip bocornya dokumen rahasia setebal 300 halaman yang dibuat oleh tiga kardinal yang telah pensiun.

Dalam dokumen tersebut disebutkan adanya pemerasan dan sikap pilih kasih terhadap pendeta gay di gereja-gereja Katolik di seluruh dunia. Seperti terkuaknya skandal seksual yang dilakukan otoritas tertinggi gereja di Amerika Serikat (AS).

Selain itu, dokumen juga mengungkap praktik koruptif yang dilakukan petinggi gereja dengan memanipulasi keuangan negara. Belakangan pemberitaan di Roma juga mengaitkan perjumpaan Paus dengan Presiden Italia, Giorgio Napolitano, Sabtu (23/2).

Pertemuan selama 40 menit tersebut disebut-sebut terkait pemberian suaka politik khusus untuk Paus lantaran melindungi pelaku kejahatan. ''Cerita tidak berdasar itu menyebabkan kerusakan serius pada orang-orang di gereja,'' sambung Bertone. Dia menyebut pemberitaan sumir itu adalah upaya untuk memengaruhi kehendak bebas para kardinal dalam pemilihan paus berikutnya.

Juru bicara Vatikan Federico Lombardi menegaskan, tudingan media itu hanya gosip, informasi yang salah, serta merusak nama baik seseorang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement