Senin 25 Feb 2013 02:45 WIB

Karzai Perintahkan Pasukan AS Hengkang dari Satu Provinsi

Pasukan AS di Afghanistan
Foto: Reuters
Pasukan AS di Afghanistan

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL--Presiden Afghanistan Hamid Karzai, Ahad (24/2) memerintahkan pasukan AS keluar dari Wardak dalam waktu dua pekan. Mereka dianggap membuat keadaan menjadi tidak aman dan tidak stabil di provinsi bergolak yang berbatasan dengan Kabul itu.

"Pada pertemuan dewan keamanan nasional hari ini... Presiden Karzai memerintahkan kementerian pertahanan untuk mengusir pasukan khusus AS dari provinsi Wardak dalam waktu dua pekan," kata juru bicara presiden Aimal Faizi.

"Pasukan khusus AS dan kelompok-kelompok bersenjata ilegal yang dibentuk oleh mereka membuat keadaan tidak aman, tidak stabil, dan menganggu penduduk setempat di provinsi ini," katanya pada jumpa pers.

Pengumuman itu merupakan pukulan lain bagi wibawa koalisi pimpinan AS ketika mereka bersiap-siap menarik pasukan tempur dari Afghanistan pada akhir tahun depan.

Seorang juru bicara Pasukan AS di Afghanistan (USFOR-A) mengatakan, ia mengetahui pernyataan yang disampaikan oleh Faizi itu. Menurut juru bicara itu, pasukan AS menanggapi secara serius tuduhan tersebut dan akan menyelidikinya.

Lebih dari 3.200 prajurit NATO, sebagian besar warga AS, tewas ketika membantu pemerintah Karzai dalam perang sejak Taliban digulingkan dari kekuasaan oleh invasi AS pada 2001. Kontribusi itu tak membuat mulus hubungan antara presiden Afghanistan itu dan AS, sebaliknya sering dilanda masalah.

Karzai dan negara-negara Barat pendukungnya telah sepakat bahwa semua pasukan tempur asing akan kembali ke negara mereka pada akhir 2014, namun Barat berjanji memberikan dukungan yang berlanjut setelah masa itu dalam bentuk dana dan pelatihan bagi pasukan keamanan Afghanistan.

NATO bertujuan melatih 350.000 prajurit dan polisi Afghanistan pada akhir 2014 untuk menjamin stabilitas di negara itu. Hanya tantangan-tantangan tetap menghadang dalam proses peralihan itu.

Desersi, penugasan yang buruk dan semangat rendah termasuk diantara masalah utama yang menyulitkan para komandan NATO dan Afghanistan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement