REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Fidel Castro dan Partai Komunis Kuba memberikan "lampu hijau" bagi sebuah reformasi kepemimpinan dengan membolehkan pemimpin dari generasi muda untuk memerintah negara tersebut, lapor media setempat, Senin (25/2).
Sesuai perkiraan, sidang Majelis Nasional Kuba yang berlangsung pada Senin kembali memilih adik Fidel, Raul Castro, guna menjabat sebagai pemimpin negara dengan partai tunggal itu untuk periode lima tahun keduanya.
Tetapi majelis tersebut juga mempromosikan Miguel Diaz-Canel (52), yang juga anggota Dewan Pemerintah, untuk menjadi wakil presiden dalam majelis itu, sehingga menjadikannya orang kedua di rezim pemerintahan Kuba.
Harian resmi Granma melaporkan pada Senin bahwa perubahan itu telah disetujui dalam rapat komite pusat Partai Komunis, Minggu, yang anggotanya tidak mengalami perubahan.
Fidel Castro (86), menghadiri rapat Partai Komunis tersebut, sementara sebelumnya Majelis Nasional telah terpilih pada 3 Februari tanpa kandidat oposisi yang mendapat kursi. Majelis Nasional memilih 31 anggota Dewan Pemerintah, badan eksekutif tertinggi di Kuba, dengan Raul Castro kembali terpilih sebagai presiden.
Diaz-Canel sebelumnya telah memiliki jabatan, tetapi kemudian dipromosikan menjadi Wakil Presiden Pertama, menggeser tokoh veteran era revolusi Castro yang berperan dalam sejarah rezim yang berkuasa saat ini.
Diaz-Canel tergolong muda jika dibandingkan tokoh lain yang berada dalam Dewan Pemerintah yang berisikan para pemimpin revolusioner dengan usia rata-rata 80 tahun-an. Jika dia kelak memimpin Kuba, maka Diaz-Canel akan menjadi pemimpin pertama dari rezim yang selalu dipimpin Castro bersaudara sejak Januari 1959.
Diaz-Canel diproyeksikan menggantikan Raul Castro, yang akan berusia 82 tahun pada Juni mendatang, jika sang presiden menyelesaikan masa jabatannya pada 2018. Raul Castro sendiri pada Minggu telah mengumumkan pengunduran dirinya setelah masa jabatan kedua sebagai presiden berakhir pada 2018.
Castro membuat pengumuman itu dalam pidato yang disiarkan secara nasional sesaat setelah Majelis Nasional Kuba memilih dia untuk masa jabatan lima tahun kedua pada pembukaan sidang parlemen baru.
Fidel Castro mundur dari posisinya sebagai pemimpin Kuba pada 2006, yang digantikan Raul Castro untuk sementara hingga secara resmi mengambil alih pemerintahan pada 2008.