REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan baru dalam memberikan bantuan pangan. Perubahan pemberian bantuan yang dilakukan AS adalah dengan memberikan uang tunai dan mengurangi bantuan berupa bahan makanan.
Gedung Putih menganggap cara ini lebih efektif dibanding mengirim paket bahan pangan ke jarak ribuan mil.
Partai Reformasi berpendapat selama bertahun-tahun donasi uang, metode yang digunakan kebanyakan negara, adalah yang paling efisien dan cepat. Hanya saja, donasi makanan lebih disukai Amerika karena program 'Food of Peace' yang mereka buat pada 1954.
Melihat anggaran pada awal Oktober yang dimiliki pemerintahan Presiden Barack Obama, kemungkinan usul itu bakal direalisasikan.
“Ini permintaan yang serius,” kata Eric Munoz dari Oxfam, Lembaga Pengembangan International, seperti dinukil dari Reuters.
“Saya rasa itulah maksud sebenarnya,untuk reformasi,” tambahnya.
Oxfam dan beberapa aliansi seperti American Jewish World Service menunjukkan pada penelitian yang dilakukan Cornell University pada 2012, ide memberikan uang untuk membeli makanan lokal di area penerima bantuan, lebih efisien dari mengirimkan terigu atau beras, minyak sayur, susu bubuk dan lainnya.
“Studi mengatakan cara itu mengefisienkan uang lebih baik dan penyingkatan waktu sebesar 50 persen harga gandum."
Amerika adalah pendonor pangan terbesar di dunia. Setiap tahunnya mereka menyediakan sedikitnya dua juta dolar bantuan untuk 'Food of Peace', yang akan diberikan kepada yang membutuhkan. Untuk keamanan pangan lokal, yang terbanyak dikeluarkan sebesar 1,47 juta dolar untuk tahun ini.