Selasa 26 Feb 2013 16:14 WIB

PBB Minta Penyelidikan Kematian Tahanan Palestina

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dewi Mardiani
Gambaran di salah satu penjara Israel.
Foto: presstv.ir
Gambaran di salah satu penjara Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan penyelidikan terhadap kematian seorang tahanan Palestina, Arafat Jaradat (30 tahun), di penjara Megiddo Israel. Utusan perdamaian Timur Tengah PBB, Robert Serry, mengatakan bahwa para ahli autopsi Israel dan Palestina telah memeriksa jenazah Jaradat.

‘’PBB mengharapkan autopsi akan dilanjutkan dengan penyelidikan dan investigasi yang transparan terhadap kematian Jaradat. Hasilnya harus diumumkan sesegera mungkin,’’ ujar Serry, Senin (25/2) seperti dikutip dari Al Arabiya, Selasa (26/2).

Seruan PBB tampaknya menjawab secarik surat yang dikirim oleh Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, kepada Dewan Keamanan (DK) PBB. Dalam surat itu, Palestina menuntut penyelidikan dan tindakan DK untuk membuat Israel mematuhi hukum kemanusiaan.

Dalam surat itu ditulis, hasil autopsi menunjukkan bahwa Jaradat menjadi sasaran pemukulan, penganiayaan, dan kelalaian selama di penjara. Di situ juga ditulis, Jaradat mengalami patah tulang di leher, tulang belakang, lengan, kaki, dan cedera lainnya.

‘’Ini insiden yang mengerikan yang menjadi bukti lebih lanjut perlakuan tidak manusiawi sistematis Israel terhadap warga Palestina di penjara-penjara’’ tulis surat itu. 

Jaradat ditahan pada Senin (18/2), dan meninggal Sabtu (23/2). Menteri Palestina untuk urusan tahanan, Issa Qaraqaa, mengutip temuan awal dari autopsi Jaradat, yaitu memar pada tubuh Jaradat, kerusakan otot, dan tulang rusuk patah. ''Israel bertanggung jawab penuh atas pembunuhan itu,’’ kata dokter Palestina yang ikut mengautopsi Jaradat, Issa Karake, pada Ahad (24/2).

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement