REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Sumber keamanan Tunisia menangkap Salafi yang diduga membunuh seorang politikus oposisi Tunisia Chokri Belaid. "Polisi menangkap seorang Salafi yang diduga membunuh Belaid," kata sumber itu kepada Reuters, Senin (25/2).
Tapi tidak ada rincian lebih lanjut. Sebuah stasiun radio Tunisia mengutip seorang pejabat keamanan polisi senior mengatakan, telah menangkap tiga Salafi, termasuk seorang polisi, yang terkait dengan pembunuhan Belaid. Seorang saudara korban Abd Majid Belaid tidak dapat mengonfirmasi atau menyangkal laporan tersebut.
Kementerian Dalam Negeri dan Kehakiman Tunisia tidak bersedia untuk berkomentar. Tapi pekan lalu, Menteri Dalam Negeri Tunisia Ali Larayedh mengatakan penangkapan pembunuh Belaid telah ditangkap, namun dia tidak memberikan rincian.
"Penyelidikan belum mengidentifikasi pembunuh, orang-orang di belakang pembunuhan, dan motifnya," katanya saat itu.
Pada tahun lalu, kelompok Salafi mencegah konser dan drama yang dipertontonkan di kota-kota Tunisia. Salafi mengatakan tontonan itu melanggar prinsip-prinsip Islam. Kelompok-kelompok sekuler menuding pemerintahan Tunisia yang berideologi Islam memiliki respon lemah terhadap Salafi yang menyerang bioskop, teater, bar, dan individu dalam beberapa bulan terakhir.
Tunisia mengalami krisis politik ketika Belaid ditembak mati di luar rumahnya, Rabu (6/2). Kematiannya memicu protes jalanan, dan demonstrasi. Hamadi Jebali mengundurkan diri sebagai perdana menteri Tunisia, pada Selasa (19/2) kemarin, setelah gagal membentuk kabinet teknokrat untuk menstabilkan Tunisia dari krisis.
Presiden Tunisia Moncef Marzouki kemudian menunjuk Menteri Dalam Negeri Tunisia Ali Larayedh menjadi perdana menteri untuk membentuk pemerintahan baru.