REPUBLIKA.CO.ID,JERUSSALEM -- Otoritas Israel ketakutan situasi buruk di Tepi Barat merambat ke semua wilayah Palestina.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta pertolongan agar Pemerintah Palestina membujuk pemuda menghentikan aksi demonstrasi.
''Kami (Israel) sangat berharap (Pemerintah) Palestina bertindak mencegah aksi demonstrasi dan penghasutan.'' Kata Netanyahu melalui juru bicara Mark Regev, seperti dilansir Ahram, Selasa (26/2). Kata dia, kekerasan hanya akan membawa situasi menjadi sulit.
Ribuan pelayat antri menuju Jebron di Tepi Barat, Palestina. Semua kelompok dan kalangan seluruh negeri melayat ke rumah duka Arafat Jaradat.
Ribuan pelayat ini juga melakukan aksi demonstrasi menuntut penyelidikan kematian Jaradat.Aksi dilakukan tanpa henti sejak Ahad (24/2).
Kerusuhan juga terjadi di beberapa titik. Militer bersama Kepolisian Israel mengusir para demonstran dengan senjata lengkap. Sedangkan para pelayat menggenggam batu dan kayu untuk melawan.
Pelayat juga mendesak negara ilegal itu membebaskan semua tahanan Palna estyang dipenjarakan zionis. Jaradat adalah salah satu warga Palestina yang tewas di penjara zionis. Pemuda 30 tahun itu diculik intelijen zionis saat Senin (18/2).
Dia dituduh ikut dalam aksi demonstrasi pembebasan Tepi Barat pada November 2012 lalu. Shin Bet menyeret Jaradat ke Penjara Megido Israel. Jaradat ditemukan tak bernyawa pada Sabtu (23/2) dengan kondisi tubuh mengenaskan.
Warga Palestina menuduh dinas intelijen Negara Yahudi itu menyiksa Jaradat dengan kejam. Shin Bet menolak tuduhan tersebut dan mengatakan, Jaradat tewas lantaran mengidap penyakit jantung. Perdana Menteri Palestina, Salam Fayyad meminta tim dokter independen mengungkap kematian Jaradat.
Pemerintahan Mahmoud Abbas itu juga mendesak internasional melihat perlakuan zionis terhadap para tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.Sementara itu di Kota Gaza, Pejabat Hamas mendukung langkah Pemerintahan Fattah kali ini.
Hamas mengatakan kematian Jaradat adalah bukti kekejaman zionis. ''Kondisi sangat tidak manusiawi terjadi di penjara-penjara Israel,'' kata pejabat tersebut kepada AFP, Selasa (26/2).